JAKARTA, KOMPAS.com - PT Tani Fund Madani Indonesia (TaniFund) tidak dapat memenuhi kewajiban kepada pemberi pinjamannya (lender). Dengan kata lain, Tani Fund mengalami gagal bayar.
Teranyar, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut, Tani Fund sudah tidak dapat mengupayakan aksi korporasi untuk menyelesaikan masalah macetnya pembiayaan yang disalurkan.
Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Triyono Gani menggambarkan, perusahaan sudah angkat tangan terkait kasus gagal bayar yang menimpa perusahaan.
"TaniFund sudah angkat tangan. Jadi, mereka memang sudah tidak bisa menyelsaikan action plan apapun dan tidak mampu," kata dia, Kamis (8/6/2023).
Baca juga: OJK: TaniFund Angkat Tangan, Tak Mampu Atasi Gagal Bayar
Kabar mengenai gagal bayar yang menimpa TaniFund mulai mencuat pada akhir tahun 2022.
Kala itu, gabungan 128 pemberi pinjaman mengaku menangguk kerugian sebesar Rp 14 miliar karena Tani Fund.
Kuasa hukum korban gagal bayar TaniFund Hardi Syahputra Purba mengatakan, sebagian pemberi pinjaman tersebut mengaku sudah tidak menerima imbal hasil atau revenue sejak 2021.
Adapun, perusahan berdalih, kegagalan panen yang dialami oleh petani karena faktor am seperti hujan dan hama menjadi pemicu gagal bayar TaniFund kepada pemberi pinjaman.
Pada Maret 2023, gabungan pemberi pinjaman tersebut lantas melaporkan manajemen Tani Fund dengan dugaan tindak pidana penipuan, penggelapan, dan tindak pidana pencucian uang dalam pengelolaan dana investasi atau portofolio yang dikelola perusahaan.
Laporan tersebut diterima oleh SPKT Bareskrim Mabes Polri, Selasa 21 Februari 2023.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.