Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Telur Ayam Masih Mahal, Apa Upaya Pemerintah?

Kompas.com - 18/06/2023, 09:11 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga telur ayam hingga kini masih terbilang mahal. Hal ini  membuat masyarakat mengeluhkan hal tersebut.

Salah satunya adalah Aisyah, pedagang Warteg di Cikini, Jakarta Pusat. Aisyah mengatakan, harga telur ayam sudah mencapai Rp 34.000 per kilogram.

Walau demikian, Aisyah tidak berani menaikkan harga menu telur ayam yang ia jual di wartegnya. Sebab ia khawatir pelanggannya kabur.

"Telur mahal di Rp 34.000 belinya. Kalau jual di warteg jualnya Rp 5.000 satu butir. Kalau sama nasi dan sayur Rp 10.000. Harga enggak bisa dinaikin, kalau dinaikkin nanti langganan pada kabur," ujar Aisyah kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Curhat Pedagang Warteg Saat Harga Telur Melambung: Kalau Harga Menu Ikut Naik, Pembeli Lari...

Yanti, pedagang warung nasi padang, juga ikut pusing karena harga telur ayam mahal. Sebab ia juga tidak berani menaikkan harga makanannya karena khawatir ditinggal pelanggan.

"Kalau sepi ya nombok, untung juga dikit. Cuma bisa makan ajalah. Apalagi kalau mau naikkan harga, enggak akan, takut," kata Yanti.

Memang sudah lebih dari sebulan harga telur belum juga kembali normal ke Harga Acuan Penjualan (HAP) yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Adapun HAP telur ayam di tingkat konsumen ditetapkan Rp 27.000 per kilogram pada November 2022 yang lalu. Sementara harga telur ayam per Sabtu (17/6/2023) secara nasional rata-rata dibanderol Rp 31.700 per kilogram. Artinya harga ini jauh lebih mahal Rp 4.700 dari harga HAP.

Ketua DPR RI Puan Maharani pun menekankan pemerintah untuk segera menemukan solusi demi mengatasi lonjakan harga telur ayan yang kini naik di pasaran.

Langkah-langkah strategis, menurutnya, krusial diambil agar daya beli masyarakat tetap terjaga untuk memperoleh bahan pangan.

“Pemerintah perlu segera mencari solusi efektif dan tindakan nyata untuk mengendalikan kondisi yang memberatkan rakyat ini dan tidak boleh membiarkan harga daging ayam dan telur terus melonjak, karena ini dapat memberikan dampak yang signifikan pada kehidupan sehari-hari rakyat kita. Ibu-ibu sudah mengeluh karena mahalnya bahan kebutuhan pangan. Kita tidak boleh tinggal diam,” tutur Puan dalam siaran resminya, Senin (22/5/2023).

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu mengingatkan, kenaikan harga telur ayam tak hanya berdampak terhadap masyarakat sebagai konsumen akan tetapi juga berdampak terhadap pedagang kecil dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Dia juga menilai kenaikan harga pangan secara otomatis akan meningkatkan biaya produksi bagi para pedagang dan UMKM, terutama mereka yang memiliki usaha dengan ayam dan telur sebagai bahan utama produksi usahanya.

“Tentunya, ini akan berdampak turunan. Karena, biaya produksi meningkat. Pelaku UMKM juga terpaksa menaikkan harga jualannya atau mengurangi kualitas dagangannya. Lagi-lagi, masyarakat yang akan dirugikan. Jaga stabilitas harga kebutuhan pokok dan ketersedian stok di pasaran untuk mendukung pelaku usaha kecil,” tegasnya.

Baca juga: Mendag Zulhas Bantah RI Impor Telur Unggas

Penyebab harga telur mahal

Halaman:


Terkini Lainnya

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com