Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Belum Mampu Bangkit, Rupiah Melemah Tembus Rp 15.000 Per Dollar AS

Kompas.com - 20/06/2023, 09:43 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (20/6/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.19 WIB, IHSG berada pada level 6.672,48 atau turun 13,5 poin (0,2 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.686,05.

Sebanyak 235 saham melaju di zona hijau dan 177 saham di zona merah. Sedangkan 215 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 771,6 miliar dengan volume 1,8 milar saham.

Baca juga: Mampukah IHSG Bangkit? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Bursa Asia pagi ini merah dengan penurunan Nikkei 0,6 persen (200,5 poin) pada level 33.169,89, Hang Seng Hongkong di posisi 19.696,51 atau melemah 1,09 persen (216,38 poin), Shanghai Komposit di posisi 3.246,11 atau terkoreksi 0,3 persen (9,7 poin), dan Strait Times di posisi 3.227,63 atau turun 0,4 persen (13,5 poin).

Sebelumnya, Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova memprediksi IHSG akan melemah hari ini. Dia bilang, IHSG sedang membentuk wave ii dan dapat melemah menuju 6.632 bahkan 6.589 karena penutupan hari Senin berada tipis di bawah garis SMA-20.

“IHSG dapat melemah setelah penutupan kemarin berada di bawah garis SMA-20. Level support IHSG berada di 6.632, 6.589, 6.542, dan 6.509, sementara level resistennya di 6.767, 6.815 dan 6.884. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish,” kata Ivan.

Rupiah

Pagi ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.14 WIB rupiah berada di level Rp 15.056 per dollar AS, atau melemah 62 poin (0,41 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.994 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah didorong oleh sentimen negatif dari isu pelambatan ekonomi di Eropa dan China. Bank Sentral China kembali memangkas suku bunga pinjamannya yang bisa mengindikasikan pelambatan ekonomi China yang membutuhkan dukungan dari kebijakan moneter.

“Pertumbuhn ekonomi Eropa mengalami penurunan 0,1 persen di kuartal pertama, mengikuti kuartal sebelumnya yang juga mengalami penurunan. Hal tersebut menekan aset berisiko termasuk rupiah,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Di sisi lain, sikap Bank Sentral AS yang mengisyaratkan tahun ini kemungkinan masih ada kenaikan suku bunga dua kali lagi, juga memberikan tekanan nilai tukar termasuk rupiah terhadap dollar AS. Hari ini Ariston memperkirakan rupiah akan melemah ke arah Rp 15.050 per dollar AS dengan potensi support di level Rp 14.950 per dollar AS.

Baca juga: Grup Salim Dikabarkan Caplok Saham Emiten Tambang Grup Bakrie

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com