Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Saham AS Ditutup "Merah", Ini Penyebabnya

Kompas.com - 21/06/2023, 07:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham AS atau Wall Street ditutup di zona merah pada akhir perdagangan, Selasa (20/6/2023). Pergerakan bursa saham AS usai libur Juneteenth dibayangi oleh aksi taking profit investor setelah reli saham pekan lalu.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 245,25 poin atau 0,72 persen menjadi 34.053,87. S&P 500 melemah 0,47 persen menjadi 4.388,71, sedangkan Nasdaq Komposit berada di level 13.667,29, atau turun 0,16 persen.

Meski begitu, Kepala Strategi Pasar di B. Riley Financial, Art Hogan menyebut pasar mengalami kemajuan yang signifikan.

Baca juga: Mampukah IHSG Bangkit? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

“Ketika kita memasuki minggu baru meskipun liburan singkat, kita harus menemukan alasan yang kredibel untuk terus bekerja lebih tinggi melawan kekuatan negatif yang masih ada di sekitar potensi resesi, dan potensi sikat The Fed menghadapi inflasi,” kata dia seperti dikutip CNBC.

Sektor energi menjadi penekan terbesar di S&P 500, di mana sektor ini jatuh lebih dari 2 persen. Intel, Nike, dan Boeing menyeret Dow, masing-masing turun lebih dari 3 persen. Sebaliknya, sektor properti lebih unggul setelah laporan keuangan yang lebih kuat dari perkiraan.

Sementara itu, PulteGroup, D.R. Horton, dan Lennar masing-masing mengalami kenaikan lebih dari 1 persen. Nvidia juga melawan tren dengan kenaikan lebih dari 2 persen, namun indeks utama merosot.

Baca juga: Resmi Tercatat di BEI, Bagaimana Pergerakan Saham Anak Usaha Group Bakrie, VKTR?

 

Investor dinilai menerima keputusan bank sentral AS yang melewatkan kenaikan suku bunga bulan Juni minggu lalu. Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral belum membuat keputusan tentang kebijakan menjelang pertemuan Juli 2023.

Namun, pembuat kebijakan memperkirakan dua kenaikan suku bunga seperempat poin lagi akan dilakukan akhir tahun ini. Keputusan untuk melewatkan kenaikan pada bulan Juni mematahkan rentetan sepuluh kenaikan suku bunga berturut-turut Fed.

Terlepas dari desakan Powell bahwa kebijakan Fed di masa depan akan tetap bergantung pada data, harga saham telah meningkat. Akhir minggu lalu, pasar berada pada trend bullish dengan kenaikan 45,2 persen. Kenaikan harga saham pekan lalu, adalah level tertinggi sejak November 2021.

Baca juga: Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Awal Pekan

Wall Street sedang mencoba mengukur sentimen pasar yang kuat minggu lalu akan bertahan pada minggu ini dengan minimnya data ekonomi.

"Kami menilai pasar ekuitas sangat meregang karena para pelaku pasar khawatir kehilangan potensi pasar bullish baru," Mike Wilson, Kepala Strategi Ekuitas AS Morgan Stanley.

Baca juga: Amman, PHE, hingga Palm Co Bersiap IPO, Bagaimana Dampaknya bagi Pasar Saham?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com