JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengungkapan, El Nino akan mempengaruhi 80 persen produktivitas pertanian di Tanah Air.
Hal ini seturut dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi El Nino akan terjadi pada semester II 2023.
"Dunia sudah memperingatkan dan Pak Presiden, dunia tidak lagi baik-baik, kenapa? El Nino menyerang seluruh dunia dan menghajar dan menghantam lebih dari 70 persen, di Indonesia 78-80 persen lahan pertanian," ujarnya dalam forum diskusi bertajuk Meskipun El Nino, Bisa Panen secara virtual, Selasa (4/7/2023)
Walau demikian Mentan SYL menyakini Indonesia bisa menghadapi dampak El Nino yang dapat menyebabkan kekeringan di beberapa wilayah. Hal itu lantaran pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah strategi dalam menghadapi bencana kekeringan tersebut.
Baca juga: Mentan: El Nino Bukan Barang Baru, Saya Pernah Menghadapinya
Mentan SYL juga mengaku dirinya memiliki segudang pengalaman dalam hal mempertahankan produktivitas pertanian ketika dirinya menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan.
"El Nino bukan barang baru mungkin dia lebih jahat dari yang lalu tapi paling tidak dasar-dasarnya sudah ada. Saya pernah menghadapi. Saya pernah Kepala Kelurahan menghadapi seperti ini, pernah Bupati, pernah Gubernur," kata SYL.
"2015 El Nino paling keras, saya dapat (gelar) Maha Bintang Putra Utama dari negara, Sulawesi Selatan saya Gubernurnya memberi makan 17 provinsi di saat krisis pangan 2015. Oleh karena itu El Nino ini tinggal cari ruangnya, cari peluangnya dari pengalaman yang ada. Pasti ada cara cara yang bisa kita lakukan," sambung SYL.
Baca juga: Hadapi El Nino, Menteri Pertanian Dorong Daerah Siapkan Lumbung Pangan
Syahrul mengatakan upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah adanya dampak dari fenomena El Nino tersebut yaitu pertama, dengan mengidentifikasi dan memetakan (mapping) lokasi terdampak kekeringan serta mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning, dan hijau.
"Saya yakin Perhipmi atau Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia bisa melakukan hal itu," ungkapnya.
Kemudian upaya yang harus dilakukan yaitu dengan melakukan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan. Selain itu, menurut dia daerah hijau pasti masih menyisakan sisa air hujan sehingga tepat jika dilakukan percepatan tanaman.
Selain itu, lanjut dia, upaya lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan mengembangkan pupuk organik terpusat dan mandiri,
"Pupuk organik harus menjadi bagian. Dan ini saya ingin ingatkan semua Kepala Desa jangan main main dengan pupuk," pungkasnya.
Baca juga: Mendag Zulhas: Saya Deg-degan Ada El Nino, Harga Bapok Mulai Naik
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.