Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Perdagangan, IHSG Melaju di Zona Hijau

Kompas.com - 05/07/2023, 09:26 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (5/7/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada 09.05 WIB, IHSG bergerak pada level 6.692,09 atau naik 10,3 poin (0,15 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.681,75.

Sebanyak 223 saham melaju di zona hijau dan 129 saham di zona merah. Sedangkan 222 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 358,3 miliar dengan volume 824,1 miliar saham.

Baca juga: MIND ID Disebut Sulit Dapatkan 51 Persen Saham Vale Indonesia

Bursa Asia pagi ini merah dengan penurunan Nikkei 0,45 persen (142,1 poin) ke level 33.280,3, Hang Seng Honhkong melemah 1,3 persen (257 poin) ke posisi 19.158,11, Shanghai Komposit bergerak pada level 3.229,73 atau melemah 0,48 persen (15,6 poin), dan Strait Times turun 0,4 persen (15,1 poin) ke posisi 3.188,6.

Sebelumnya, Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, hari ini IHSG berpotensi menguat karena masih ditutup di atas garis SMA-20 dengan level support IHSG berada di 6.622, 6.589, 6.542 dan 6.509, sementara level resistennya di 6.717, 6.767, 6.815 dan 6.884.

“IHSG tetap berpotensi bullish meski mengalami koreksi pada hari Selasa. Namun IHSG cenderung akan melanjutkan struktur wave ii dan dapat melemah menuju 6.589 apabila tutup di bawah garis SMA-20. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish,” kata Ivan dalam analisisnya.

Baca juga: Wall Street Hijau, Saham Tesla Melonjak 6,9 Persen

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot melemah. Melansir Bloomberg pada 09.02 WIB, rupiah bergerak pada level Rp 15.028 per dollar AS, atau turun 33 poin (0,22 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.995 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, meskipun mengalami pelemahan di awal sesi, rupiah masih dalam tren menguat. Penguatan didukung dari data ekonomi dalam negri yang bagus seperti data inflasi yang stabil dan data aktivitas manufaktur yang menunjukkan pertumbuhan.

“Rupiah mungkin masih bisa menguat hari ini terhadap dollar AS. Namun demikian, sentimen pasar pagi ini terlihat negatif dengan indeks saham Asia bergerak turun di awal perdagangan. Ini busa menahan penguatan rupiah lebih lanjut,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Baca juga: Jadwal Pembagian Dividen Indo-Rama Synthetics Rp 240 per Saham

Ariston menilai, pasar saat ini tengah mewaspadai ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS. Dinihari nanti, the Fed akan merilis notulen rapat terakhirnya yang bisa memberikan petunjuk mengenai kebijakan the Fed ke depan.

Sebelumnya di rapat terakhir, Gubernur The Fed menjelaskan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan 2 kali lagi tahun ini. Selain itu pelambatan ekonomi global juga masih diwaspadai pelaku pasar. Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak ke level Rp 14.950 per dollar AS hingga Rp 15.000 per dollar AS.

Baca juga: Cara Buka Rekening Saham dengan Mudah

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com