JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (5/7/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI pada 09.05 WIB, IHSG bergerak pada level 6.692,09 atau naik 10,3 poin (0,15 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.681,75.
Sebanyak 223 saham melaju di zona hijau dan 129 saham di zona merah. Sedangkan 222 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 358,3 miliar dengan volume 824,1 miliar saham.
Baca juga: MIND ID Disebut Sulit Dapatkan 51 Persen Saham Vale Indonesia
Bursa Asia pagi ini merah dengan penurunan Nikkei 0,45 persen (142,1 poin) ke level 33.280,3, Hang Seng Honhkong melemah 1,3 persen (257 poin) ke posisi 19.158,11, Shanghai Komposit bergerak pada level 3.229,73 atau melemah 0,48 persen (15,6 poin), dan Strait Times turun 0,4 persen (15,1 poin) ke posisi 3.188,6.
Sebelumnya, Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, hari ini IHSG berpotensi menguat karena masih ditutup di atas garis SMA-20 dengan level support IHSG berada di 6.622, 6.589, 6.542 dan 6.509, sementara level resistennya di 6.717, 6.767, 6.815 dan 6.884.
“IHSG tetap berpotensi bullish meski mengalami koreksi pada hari Selasa. Namun IHSG cenderung akan melanjutkan struktur wave ii dan dapat melemah menuju 6.589 apabila tutup di bawah garis SMA-20. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish,” kata Ivan dalam analisisnya.
Baca juga: Wall Street Hijau, Saham Tesla Melonjak 6,9 Persen
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot melemah. Melansir Bloomberg pada 09.02 WIB, rupiah bergerak pada level Rp 15.028 per dollar AS, atau turun 33 poin (0,22 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.995 per dollar AS.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, meskipun mengalami pelemahan di awal sesi, rupiah masih dalam tren menguat. Penguatan didukung dari data ekonomi dalam negri yang bagus seperti data inflasi yang stabil dan data aktivitas manufaktur yang menunjukkan pertumbuhan.
“Rupiah mungkin masih bisa menguat hari ini terhadap dollar AS. Namun demikian, sentimen pasar pagi ini terlihat negatif dengan indeks saham Asia bergerak turun di awal perdagangan. Ini busa menahan penguatan rupiah lebih lanjut,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Baca juga: Jadwal Pembagian Dividen Indo-Rama Synthetics Rp 240 per Saham
Ariston menilai, pasar saat ini tengah mewaspadai ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS. Dinihari nanti, the Fed akan merilis notulen rapat terakhirnya yang bisa memberikan petunjuk mengenai kebijakan the Fed ke depan.
Sebelumnya di rapat terakhir, Gubernur The Fed menjelaskan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan 2 kali lagi tahun ini. Selain itu pelambatan ekonomi global juga masih diwaspadai pelaku pasar. Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak ke level Rp 14.950 per dollar AS hingga Rp 15.000 per dollar AS.
Baca juga: Cara Buka Rekening Saham dengan Mudah
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.