Pilih jangka waktu yang realistis untuk menabung. Ini akan mempengaruhi jenis instrumen keuangan yang dipilih.
Saat memiliki waktu yang lebih panjang, Anda mungkin lebih berani dalam memilih instrumen investasi yang bisa memberikan potensi pengembalian yang lebih tinggi.
4. Gunakan Tabungan Biasa
Tabungan biasa adalah tempat yang aman untuk menyimpan uang, tetapi suku bunga biasanya relatif rendah.
Ini cocok jika Anda memiliki jangka waktu pendek dan ingin memastikan uang tetap aman dan likuid.
5. Pertimbangkan Reksadana
Reksadana adalah bentuk investasi yang menggabungkan dana dari berbagai investor untuk diinvestasikan dalam berbagai instrumen seperti saham, obligasi, dan pasar uang.
Reksadana bisa memberikan potensi pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa, tetapi juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Pilihlah reksadana yang sesuai dengan profil risiko.
6. Pertimbangkan Saham
Berinvestasi di saham bisa memberikan potensi pengembalian yang lebih tinggi dalam jangka panjang, tetapi juga datang dengan risiko yang lebih besar.
Jika Anda memiliki pengetahuan tentang pasar saham atau bersedia untuk belajar, ini bisa menjadi pilihan untuk jangka waktu yang lebih panjang.
Baca juga: Sedang Menyiapkan Pernikahan? Simak 4 Tips Ini agar Tidak Boncos
7. Diversifikasi
Jika memilih instrumen investasi, pertimbangkan untuk diversifikasi portofolio Anda.
Diversifikasi membantu mengurangi risiko dengan menyebar investasi di berbagai aset.
8. Rencanakan Risiko