Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Tembus Rp 15.300, Kemenkeu: APBN Kita Selalu Siap dengan Segala Gejolak

Kompas.com - 14/08/2023, 18:10 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tengah berada dalam tren pelemahan. Bahkan, pada Senin (14/8/2023) hari ini kurs rupiah terhadap dollar AS telah menembuh Rp 15.300.

Lantas, apakah pelemahan rupiah tersebut akan menyebabkan anggaran belanja subsidi pemerintah membengkak?

Pasalnya, nilai tukar rupiah merupakan salah satu komponen penetapan besaran subsidi.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, pelemahan rupiah yang terjadi belakangan belum akan berdampak terdampak terhadap anggaran belanja subsidi pemerintah. Pasalnya, jika dilihat secara rata-rata tahun kalender (year to date/ytd), nilai tukar rupiah masih dikisaran Rp 15.100 per dollarAS.

Baca juga: IHSG Awal Sesi Merah, Rupiah Melemah Tembus Rp 15.302 Per Dollar AS

Nilai rata-rata tersebut sebenarnya sudah lebih tinggi dari asumsi makro dalam APBN 2023, yakni sebesar Rp 14.800 per dollar AS. Akan tetapi, Febrio bilang, pelemahan rupiah sudah diantisipasi dan sudah tercakup dalam skenario pemerintah.

"Kalau APBN kan kita udah selalu forward looking dan kita sudah dalam 3 tahun ini kan kita selalu siap dengan segala gejolak," ujar dia, di Jakarta, Senin (14/8/2023).

Lebih lanjut ia bilang, langkah antisipatif pemerintah juga terefleksikan dari penetapan defisit anggaran tahun ini yang dinilai konservatif, yakni sebesar 2,8 persen. Dengan target defisit tersebut, pemerintah disebut sudah siap dengan berbagai sentimen ketidakpastian global, termasuk pelemahan rupiah.

"Kita siap dengan skenario-skenario dan ini sesuatu yang sudah kita antisipasi," katanya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengungkapkan adanya potensi realisasi belanja subsidi bahan bakar minyak (BBM), listrik, dan elpiji yang lebih tinggi dari anggaran pada tahun ini. Hal ini utamanya disebabkan oleh konsumsi energi subsidi yang belum bisa dikendalikan.

Baca juga: Nilai Ekonomi Digital ASEAN Capai 194 Miliar Dollar AS, 40 Persennya Dikuasai RI

"Mengenai risiko pelampauan kuota untuk subsidi dan kompensasi BBM, elpiji, serta listrik, memang kami terus mencermati hal tersebut karena ada potensi untuk itu," tutur dia, dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat (11/8/2023).

Sebagai informasi, realisasi belanja subsidi energi pemerintah mencapai Rp 145,69 triliun sampai dengan Juli 2023. Realisasi ini sebenarnya baru setara 43 persen dari alokasi yang ditetapkan, yakni sebesar Rp 339,6 triliun.

Adapun realisasi belanja subsidi energi terdiri dari subsidi dan kompensasi listrik sebesar Rp 48,5 triliun, subsidi elpiji 3 kilogram sebesar Rp 37,7 triliun, dan subsidi dan kompensasi BBM sebesar Rp 59,7 triliun.

Baca juga: Wamen BUMN Sebut Waskita Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya di 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com