Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis "Startup" Masih Tertekan, PHK Tetap Jadi Pilihan

Kompas.com - 24/08/2023, 16:05 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat ekonomi digital sekaligus Direktur ICT Institute Heru Sutadi menilai tahun ini masih akan jadi waktu yang berat untuk perusahaan rintisan (startup).

Ancaman ketidakpastian global disebut akan merembet pada pilihan perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan demi efisiensi.

Ia mengatakan, secara umum perusahaan startup dalam dua tahun terakhir memasuki fase yang berat.

"Investasi baru sulit didapat, sementara banyak pemain (startup) masih melakukan bakar uang atau tidak efisien," kata dia kepada Kompas.com, Kamis (24/8/2023).

Baca juga: Startup Eratani Dapat Suntikan Tambahan Dana Awal Rp 90 Miliar

Ia menilai hal tersebut juga terjadi pada perusahaan rintisan di bidang financial technology (fintech). Oleh karena itu, ia menilai fintech bisa mengambil opsi PHK untuk mengurangi beban keuangannya.

Hal tersebut dipengaruhi oleh kecenderungan fintech yang masih bakar uang. Belum lagi, khusus pada fintech lending, isu soal kredit macet masih menjadi persoalan.

Sementara pada industri fintech lainnya, ia menilai adanya penguasaan pasar oleh perusahaan seperti GoPay dan OVO membuat pemain baru kesulitan mengembangkan bisnisnya.

"Pemain baru juga agak berat bersaing," imbuh dia.

Baca juga: Startup Pluang PHK 10 Persen Karyawan

Heru memproyeksikan, 2023 akan jadi tahun yang menentukan arah dari perusahaan startup. Ada tiga skenario yang mungkin terjadi, startup akan melakukan PHK sebagai efisiensi, startup bangkrut karena gagal berkompetisi dan tidak diminati, atau maju bertahan setelah melewati fase berat.

"Ancaman PHK dan gugurnya perusahaan startup di tahun ini memang cukup besar," kata dia.

Namun begitu, Heru bilang pada dasarnya permintaan masyarakat terutama pada fintech masih ada. Masyarakat dinilai masih membutuhkan fintech lending dalam pinjaman dana tunai yang cepat.

Lebih lanjut ia bilang, industri fintech sekarang didominasi oleh pemain yang sudah hadir lebih dulu. Belum lagi hadirnya perbankan di industri fintech juga mempersempit peta persaingan.

Baca juga: Bukalapak Kembali PHK Karyawan

"Sehingga pemainnya sudah cukup, sulit untuk pemain baru," tandas dia.

Sebagai informasi, startup wealthtech Pluang baru saja melakukan PHK kepada 10 persen karyawannya yang berbasis di Indonesia, Singapura, dan India.

Hal ini dilakukan sebagai bagian dari evaluasi tujuan strategis perusahaan. Upaya yang ditempuh mulai dari pemantapan bisnis inti, penyusunan ulang prioritas, dan optimalisasi biaya operasional.

Pluang menilai langkah ini juga penting untuk mengantisipasi tantangan dan ketidakpastian ekonomi ke depan.

Baca juga: Usai Badai PHK, Industri Fintech Menuju Musim Semi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com