Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga The Fed Dikhawatirkan Naik, Wall Street Berakhir Melemah

Kompas.com - 07/09/2023, 07:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham AS atau Wall Street ditutup pada zona merah di akhir perdagangan Rabu (6/9/2023) waktu setempat. Penurunan saham-saham di bursa AS didorong oleh meningkatnya kekhawatiran akan kenaikan suku bunga The Fed.

Dow Jones Industrial Average turun 0,57 persen atau 198,78 poin, pada level 34,443.19. S&P 500 melemah 0,7 persen pada posisi 4,465.48. Sedangkan Nasdaq Komposit terkoreksi 1,06 persen menjadi ditutup pada 13.872,47.

Di sisi lain, imbal hasil Treasury AS melonjak dan membebani aset berisiko. Imbal hasil obligasi Treasury 2 tahun AS naik sekitar 6 basis poin dan diperdagangkan di atas level 5 persen.

Baca juga: IHSG Ditutup Naik Tipis, Rupiah Melemah

Kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed mendorong saham-saham teknologi berkinerja buruk pada perdagangan Rabu. Indeks Nasdaq mencatatkan kerugian untuk hari ketiga berturut-turut.

Saham-saham termasuk Nvidia dan Apple masing-masing turun lebih dari 3 persen. Bersama Apple, Amgen dan Boeing juga masing-masing turun sekitar 2 persen, yang membebani Dow.

Kenaikan imbal hasil Treasury AS pada hari Rabu seiring dengan data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan sehingga memicu kekhawatiran mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Data terbaru mengenai sektor jasa dan manufaktur perekonomian AS menunjukkan bahwa harga bergerak ke arah yang berlawanan.

“Imbal hasil yang lebih tinggi membayangi pergerakan saham dalam beberpapa pekan terakhir. Imbal hasil yang lebih tinggi melemahkan valuasi saham. Sementara itu, pertumbuhan yang kuat dan inflasi memberikan dorongan pada harga minyak,” kata Adam Crisafulli dari Vital Knowledge mengutip CNBC.

Baca juga: Netflix Prediksi Film Indonesia akan Laris Manis Ditonton di Berbagai Negara

Komponen harga pada indeks jasa manufaktur naik 2,1 poin persentase menjadi 58,9 persen pada bulan Agustus. Nilai tersebut mewakili jumlah perusahaan yang melaporkan kenaikan serta angka tertinggi dalam empat bulan.

Hal ini mengikuti komponen indeks manufaktur yang melonjak 5,8 poin menjadi 48,4 persen. Meskipun angka di bawah 50 persen menunjukkan kontraksi dalam survei indeks manufaktur, lonjakan besar dalam satu bulan ini merupakan pembalikan dari tren terkini.

Komponen harga yang dibayarkan naik sedikit lebih tinggi dari perkiraan, sehingga semakin memicu kekhawatiran kenaikan suku bunga. Setelah laporan jasa tersebut, kemungkinan suku bunga The Fed pada November meningkat.

Pada Rabu sore, CME Group memperkirakan kemungkinan lebih besar dari 40 persen kenaikan suku bunga di bulan November. Sementara itu, 93 persen memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap stabil bulan ini.

“Meskipun kita terus dibayangi oleh masa perlambatan, dan bukan resesi, semakin banyak berita negatif yang kita dapatkan mengenai perekonomian. Ini mendorong pemikiran bahwa kita benar-benar bisa jatuh ke dalam resesi,” kata Kepala strategi investasi CFRA Research Sam Stovall.

Di sisi lain, Beige Book terbaru dari The Fed mengindikasikan bahwa perekonomian AS mengalami pertumbuhan moderat pada Juli dan Agustus, dan dengan kenaikan harga yang melambat.

Presiden The Fed, Boston Susan Collins mengatakan bank sentral dapat “melanjutkan kenaikan suku bunga dengan hati-hati”. Hal ini mengindikasikan bahwa pengetatan lebih lanjut diperlukan, namun tetap masih bergantung pada data ekonomi yang ada.

Baca juga: Pangkas Biaya Operasional, Roku PHK 300 Karyawannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com