Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilirisasi Selamatkan Indonesia dari Dampak Pelemahan Ekonomi China

Kompas.com - 26/09/2023, 09:00 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Perekonomian global tengah menghadapi ancaman perlambatan dari "gelapnya" perekonomian China. Meskipun demikian, Indonesia dinilai berpotensi terhindar dari ancaman tersebut.

Kepala Pusat Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Abdurohman mengatakan, China merupakan negara mitra dagang utama Indonesia.

Akan tetapi, di tengah tren perlambatan pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu, kinerja ekspor Indonesia ke negara tersebut masih terjaga.

Baca juga: BI Buka-bukaan Dampak Krisis Properti China ke Perekonomian

Ilustrasi ekspor. SHUTTERSTOCK/APCHANEL Ilustrasi ekspor.

"Kita lihat kenapa China melambat tapi ekspor kita kok naik, bahkan 2021-2022 naik cukup signifikan," kata dia, dalam media gathering Kementerian Keuangan, di Bogor, Senin (25/9/2023).

Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari adanya pergeseran komoditas utama yang diimpor oleh China dalam kurun waktu 6 tahun terakhir.

Abdurohman menjelaskan, pada periode 2000-an, komoditas utama yang diekspor Indonesia ke China ialah minyak mentah, gas alam cair, hingga minyak sawit.

Akan tetapi, sejak 2017 komoditas unggulan yang diimpor oleh China bukan lagi komoditas yang masih mentah. Mulai tahun 2017, China lebih gencar mengimpor komoditas dasar yang telah diolah, seperti feronikel, lignit, dan lain-lainnya.

Baca juga: Kata Bos IMF, Perekonomian ASEAN ibarat Titik Terang di Cakrawala yang Redup

Oleh karenanya, upaya pemerintah untuk melakukan hilirisasi menjadi sejalan dengan kebutuhan China. Hasil komoditas olahan berupa feronikel dan lignit pada akhirnya diserap oleh China.

"Komoditas ekspor kita mengalami pergeseran yang saya kira juga ada efek positifnya. Karena meskipun mereka melambat permintaan ekspor terhadap Indonesia masih cukup kuat," ujar Abdurohman.

Sebagai informasi, perekonomian China tengah dihadapi potensi perlambatan pertumbuhan. Abdurohman bilang, hal itu salah satunya disebabkan oleh krisis sektor properti di Beijing. Sektor properti sendiri merupakan salah satu sektor usaha yang berperan besar terhadap PDB negara tersebut.

"Lebih dari 48 persen total PDB mereka disumbang investasi. Parahnya investasi itu terkonsentrasi di sektor properti yang memang sedang mengalami tekanan cukup berat," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com