Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Coba Kereta Cepat, Banyak Penumpang Lebih Pilih Argo Parahyangan

Kompas.com - Diperbarui 27/09/2023, 21:55 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Moda transportasi dari Jakarta ke Bandung maupun sebaliknya semakin beragam sehingga memberi keleluasaan bagi masyarakat untuk memilih.

Hal ini karena sebentar lagi masyarakat bisa menggunakan moda Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) mulai awal Oktober mendatang.

Untuk transportasi kereta api, masyarakat bakal disediakan dua alternatif yang bisa dipilih, yakni KCJB atau kereta konvensional Argo Parahyangan. Keduanya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing.

Sejumlah masyarakat yang mengikuti uji coba kereta cepat Jakarta Bandung menyatakan lebih memilih KA Argo parahyangan ketimbang kereta cepat untuk perjalanan dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya.

Baca juga: Kereta Cepat Vs Argo Parahyangan, Konsumen Pilih Mana?

Mereka beralasan harga tiket KA Argo Parahyangan lebih murah ketimbang harga tiket kereta cepat. Meskipun mereka mengakui perjalanan dengan kereta cepat lebih hemat waktu ketimbang KA Argo Parahyangan.

Sebagai informasi, harga tiket KA Argo Parahyangan sekitar Rp 150.000 untuk kelas ekonomi dan Rp 200.000 untuk kelas eksekutif, kereta Luxury sekitar Rp 500.000, dan kereta Panoramic sekitar Rp 400.000.

Sedangkan harga tiket kereta cepat saat ini belum ditetapkan, namun usulannya sekitar Rp 250.000-350.000 yang dibagi menjadi 3 kelas. Rencananya, PT KCIC juga akan membuat tarif terintegrasi LRT Jabodebek, kereta cepat, dan KA Feeder sebesar Rp 300.000.

Stasiun kereta cepat jauh dari pusat kota

Selain alasan variasi harga tiket yang lebih terjangkau, faktor lainnya yakni penumpang KCJB harus menyambung dengan moda transportasi lainnya untuk menuju ke Kota Bandung.

Baca juga: Pilih Kereta Cepat atau Argo Parahyangan? Ini Plus Minusnya

"Ya mending Argo Parahyangan lah. Logikanya apa? Kalau Argo Parahyangan sampai Bandung tengah kota ya, kalau ini (kereta cepat) enggak sampai Bandung. Kalau ini kan mau ke Bandung masih jauh lagi, masih naik ganti lagi," ucap Mulyono, salah satu penumpang yang mengikuti uji coba gratis KCJB belum lama ini.

Namun dia meyakini, baik KCJB maupun Argo Parahyangan tetap memiliki segmen pasar masing-masing. Kedua transportasi massal tersebut juga akan saling melengkapi.

"Cuma ya kembali lagi, kalau orang bisnis mah tetep di situ (pilih kereta cepat), di sana dia turun sudah ada yang nunggu sudah ada sopirnya, turun kan langsung. Jadi orang bisnis itu enggak ada limit biaya, dia (pilih hemat) waktu," beber Mulyono.

Penumpang yang ikut serta dalam uji coba gratis lainnya, Muhammad Fakhry Rizky (24) menyebut, tidak menjadikan kereta cepat sebagai opsi transportasi umum menuju Bandung lantaran akses kereta cepat jauh dari pusat kota Bandung.

Baca juga: Kilas Balik Kereta Cepat, Minta Konsesi 50 Tahun, tapi Ditolak Jonan

Dia justru lebih memilih menggunakan KA Argo Parahyangan dan mobil pribadi ketimbang naik kereta cepat.

"Kalau dadakan ke Bandung biasanya naik mobil, tapi kalau direncanain dari sebelumnya naik Argo Parahyangan. (Tidak pilih kereta cepat) karena masih lumayan jauh sama pusat kotanya, harus nyambung kereta feeder lagi buat ke kotanya," tutur Fakhry saat dihubungi.

Demikian juga diungkapkan oleh Faisal dan Ade yang pada Senin (25/9/2023) berkesempatan menjajal kereta cepat dari Stasiun Tegalluar menuju ke Halim.

Kedua anak muda berusia awal 20 tahunan ini lebih memilih KA Argo Parahyangan jika berpergian dari Bandung ke Jakarta.

"Iya, tetap pilih Argo Parahyangan," ucap mereka bersamaan saat ditemui di Stasiun Halim, Jakarta, Senin.

Baca juga: Kenapa Jonan Dulu Keberatan dengan Proyek Kereta Cepat?

Mereka beralasan, akses KA Argo Parahyangan lebih mudah karena langsung dari Stasiun Bandung yang ada di tengah kota Bandung sedangkan kereta cepat dinilai agak ribet karena harus berganti KA Feeder dari Stasiun Bandung ke Stasiun Padalarang.

"Kalau dari saya sih (pilih) Argo Parahyangan karena dia kan relasinya dari Stasiun Bandung langsung. Iya (ada KA Feeder), cuma kalau dari saya agak ribet sih," kata Faisal.

"(Stasiun Padalarang) buat saya yang tinggal di sekitar Dago agak jauh sih," kata Ade menimpali.

Waktu tempuh KCJB dan Argo Parahyangan

Waktu tempuh Kereta Cepat Jakarta Bandung diklaim yakni 30 menit hingga Padalarang, dan sekitar 40 menit hinggga Tegalluar. Sejatinya, kereta yang dipakai KCJB adalah generasi terbaru CR400AF, hasil pengembangan tipe CRH380A oleh anak usaha BUMN China, CRRC Qingdao Sifang, kecepatannya yakni 350 km per jam.

Baca juga: Warga: War Tiket Uji Coba Kereta Cepat Tak Sesulit Berburu Tiket K-Pop

Namun karena jarak Bandung dan Jakarta yang terlalu pendek atau hanya sekitar 140 kilometer, durasi kecepatan maksimumnya relatif hanya sebentar, terlebih jika kereta nantinya harus berhenti di Stasiun Karawang.

Bagi penumpang kereta cepat yang akan menuju Kota Bandung dan Cimahi, tentunya harus menambah waktu tempuh karena stasiunnya berada di Padalarang. KCIC mengklaim waktu tempuh menggunakan KA feeder dari Padalarang ke Stasiun Bandung adalah 20 menit.

Sehingga total waktu yang diperlukan bagi penumpang KCJB totalnya adalah 50 menit dari Halim ke Kota Bandung. Namun itu belum menghitung waktu yang diperlukan bagi penumpang untuk berjalan kaki saat melakukan transit di Padalarang dan headway keberangkatan KA feeder.

Sementara apabila menggunakan KA Argo Parahyangan, waktu tempuhnya yakni sekitar 3 jam 15 menit dari Gambir sampai ke Stasiun Bandung. Bahkan apabila menggunakan KA Argo Parahyangan Excellence, waktu tempuhnya hanya 2 jam 40 menit.

Selain itu menggunakan Argo Parahyangan, penumpang cukup duduk manis karena tak harus berganti kereta di dua stasiun yang berbeda.

Baca juga: Disebut Jebakan China, Berapa Bunga Utang Kereta Cepat?

(Penulis: Isna Rifka | Editor: Erlangga Djumena)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com