Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Merosot, Terbebani Bertahannya Ten Suku Bunga Tinggi

Kompas.com - 28/09/2023, 09:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia melanjutkan tren pelemahan dengan turun lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Rabu (27/9/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB.

Daya tarik emas memudar karena terbebani spekulasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan tren suku bunga tingginya lebih lama lagi.

Kondisi tersebut membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik dibandingkan instrumen investasi lainnya.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot turun 1,3 persen ke level 1.875,79 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 1,4 persen ke level 1.893,5 dollar AS per ons.

Baca juga: Harga Emas Dunia Melanjutkan Tren Pelemahan

Prospek kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama membuat para investor berlarian ke mata uang dollar AS. Indeks dollar AS pun menguat ke 106,72 dan menjadi level tertinggi sejak 30 November 2022.

Alhasil, penguatan dollar AS membuat emas menjadi lebih mahal bagi para pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi minat terhadap emas.

Di sisi lain, spekulasi bertahannya suku bunga tinggi The Fed mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS atau U.S Treasury berada di sekat level tertinggi sejak 16 tahun. Hal ini membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik.

"Selama narasi tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, hal ini akan terus menekan logam mulia," kata Ahli Strategi Komoditas TD Securities, Ryan McKay.

Baca juga: Harga Emas Dunia Dekati Level Tertinggi dalam Sebulan, Ini Pemicunya

 


Kini pasar tengah menanti laporan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS yang bakal rilis pekan ini. Data ekonomi terbaru AS itu akan menambah gambaran terkait kebijakan suku bunga The Fed ke depannya.

"Jika data (inflasi) terus menguat, itu akan menjadi hal lain yang terus membebani emas," imbuh Ryan.

Sebaliknya, jika angka inflasi turun, maka akan meningkatkan ekspektasi pengetatan kebijakan moneter The Fed dapat sedikit meredam. Kondisi ini akan menjadi sentimen yang mendukung penguatan emas.

Seperti diketahui, kebijakan suku bunga sangat mempengaruhi pergerakan harga emas. Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung akan kehilangan daya tariknya ketika suku bunga tinggi atau mengalami kenaikan.

Baca juga: Begini Cara Memulai Investasi Emas dengan Modal Rp 100.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com