KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan telah menerbitkan izin operasi sarana perkeretaapian umum untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Dengan begitu, mega proyek yang didanai pinjaman China dan APBN Indonesia ini siap untuk diresmikan pada Senin besok, 2 Oktober 2023 atau mundur satu hari dari jadwal sebelumnya.
Dengan resmi beroperasinya KCJB, maka Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara pertama yang mengoperasikan kereta peluru. Proyek ini sempat terancam mangkrak karena pembengkakan biaya (cost overrun) sehingga terpaksa ditambal uang APBN.
Sejatinya, negara tetangga, Malaysia dan Singapura, juga sempat membangun proyek kereta cepat atau High Speed Rail (HSR) yang menghubungkan Kuala Lumpur dengan Jurong.
Namun kemudian pada tahun 2020, Malaysia membatalkan proyek ini karena setelah dihitung ulang, investasinya dinilai sangat memberatkan.
Baca juga: Usai Coba Kereta Cepat, Banyak Penumpang Lebih Pilih Argo Parahyangan
Mengutip Reuters, pada Juli 2023 lalu, pemerintah Malaysia menyatakan tengah mencari pihak swasta yang tertarik melanjutkan pembangunan proyek kereta cepat antara Kuala Lumpur dengan Singapura yang sempat mangkrak.
Sebelumnya, Malaysia enggan menggunakan uang negara guna mendanai investasi pembangunan HSR karena akan memberatkan APBN mereka.
Sebagai informasi saja, proyek kereta cepat di Negeri Jiran berada di bawah MyHSR Corp, perusahaan BUMN Malaysia milik Kementerian Keuangan.
Perusahaan ini sudah membuka penawaran kepada siapa saja investor swasta yang berminat membangun kereta cepat dengan model kemitraan publik-swasta.
Pada saat dibatalkan pada 2020, proyek kereta cepat tersebut diperkirakan menelan biaya sekitar 17 miliar dollar AS.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.