Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Misinformasi, Asosiasi Minta Sosialisasi Produk Tembakau Alternatif Dioptimalkan

Kompas.com - 02/10/2023, 05:27 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Informasi keliru tentang produk tembakau alternatif dapat menghambat perokok dewasa beralih dari kebiasaannya.

Asosiasi konsumen hingga produsen produk tembakau alternatif meminta pemerintah mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi guna mencegah semakin berkembangnya misinformasi mengenai produk tembakau alternatif di publik.

Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (AKVINDO), Paido Siahaan, mengatakan pihaknya mengharapkan partisipasi aktif pemerintah dalam mensosialisasikan produk tembakau alternatif kepada masyarakat.

Baca juga: Tekan Prevalensi Merokok, Bagaimana dengan Produk Tembakau Alternatif?

Ilustrasi rokok elektrik. PEXELS/ABDULLAH ASAD Ilustrasi rokok elektrik.

AKVINDO menyatakan siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk menyebarluaskan informasi akurat dan komprehensif tentang produk tembakau alternatif agar produk ini dapat dimaksimalkan bagi perokok dewasa yang selama ini kesulitan beralih dari kebiasaannya.

“Kami meminta pemerintah untuk mendukung kampanye edukasi yang dilakukan oleh AKVINDO dan memberikan akses kepada anggota AKVINDO untuk berpartisipasi dalam program-program edukasi yang diselenggarakan oleh pemerintah,” kata Paido dalam keterangannya, Senin (2/10/2023).

Sebagai asosiasi konsumen, AKVINDO secara berkelanjutan mensosialisasikan produk tembakau alternatif kepada publik.

Pertama, kampanye edukasi, dengan menyediakan informasi komprehensif mengenai profil risiko dan manfaat produk tembakau alternatif agar mudah dipahami masyarakat.

Baca juga: RI Ekspor Produk Tembakau Bebas Asap ke Malaysia dan Filipina

“Upaya ini dapat diamplifikasikan melalui berbagai media seperti situs web, media sosial, brosur, dan video edukatif,” ujar Paido.

Ilustrasi vape dan rokok elektrikUnsplash Ilustrasi vape dan rokok elektrik

Kedua, kolaborasi dengan pemangku kepentingan, khususnya di bidang kesehatan seperti kementerian/lembaga, ahli kesehatan, peneliti, maupun kelompok masyarakat demi meningkatkan kajian ilmiah produk tembakau alternatif untuk memastikan informasi yang disebarkan dapat dipercaya.

Ketiga, pengembangan materi edukasi. Berdasarkan hasil kajian ilmiah, mengembangkan materi edukasi yang menyoroti manfaat dan risiko produk tembakau alternatif secara objektif juga diperlukan agar tepat sasaran.

Keempat, melibatkan komunitas. Menurut Paido, pemerintah dapat bersinergi dengan komunitas pengguna produk tembakau alternatif dalam proses penyusunan informasi dan kampanye edukasi.

Baca juga: GAPPRI Ungkap Alasan Tolak RPP Pengamanan Zat Adiktif Tembakau

Tujuannya agar kerja sama semua pihak dapat berjalan dengan baik serta tidak merugikan salah satu pihak.

“Kami juga mengharapkan pemerintah untuk melakukan evaluasi terus-menerus terhadap produk tembakau alternatif yang beredar di pasar untuk memastikan keamanan dan kualitasnya,” ucap Paido.

Dalam kesempatan terpisah, Sekretaris Umum Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Garindra Kartasasmita, menilai pemerintah juga memiliki peran krusial untuk mensosialisasikan produk tembakau alternatif sebagai jalan tengah bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaannya.

Sebab, berdasarkan sejumlah kajian ilmiah yang dilakukan baik di dalam dan luar negeri, produk tembakau alternatif telah terbukti memiliki risiko 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.

Baca juga: RI Jadi Negara Pertama di Asteng yang Rilis Tembakau Tanpa Asap Iqos Iluma

Dengan mendorong perokok dewasa beralih ke produk alternatif ini, lanjut Garinda, maka turut mengurangi beban pemerintah dalam menekan angka penyakit yang diakibatkan konsumsi rokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com