Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Goldman Sachs Sebut China Alami Peningkatan Permintaan Tembaga, Besi, dan Minyak

Kompas.com - 02/10/2023, 20:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan perbankan investasi Goldman Sachs melaporkan, permintaan komoditas utama China tumbuh pada tingkat yang kuat.

Sebagai contoh, permintaan tembaga China tumbuh 8 persen secara tahunan. Sedangkan, bijih besi tumbuh 7 persen dan minyak tumbuh 6 persen secara tahunan.

Semua pertumbuhan ini melampaui ekspektasi bank investasi asal Amerika Serikat (AS) itu.

“Kekuatan permintaan ini sebagian besar disebabkan oleh kombinasi pertumbuhan yang kuat dari ekonomi hijau, penyelesaian jaringan listrik dan properti,” tulis perusahaan dalam sebuah laporan dikutip dari CNBC, Senin (2/10/2023).

Baca juga: Gaji CEO Goldman Sachs Dipangkas, Lebih Kecil daripada Bos Morgan Stanley dan JPMorgan

Di sisi lain, sektor properti China masih berjuang untuk pulih. Namun, sektor ekonomi hijau menunjukkan kekuatan yang signifikan sepanjang tahun.

Itu tercermin dari permintaan permintaan logam yang terkait dengan ekonomi hijau seperti tembaga tumbuh.

Ekonom Goldman mengaitkan serbuan tembaga hijau di China sebagian besar disebabkan oleh instalasi tenaga surya.

Baca juga: Presiden China Xi Jinping Tidak Ikut Resmikan Kereta Cepat Bersama Presiden Jokowi

Sedikit informasi, kepasitas pembangkit listrik tenaga surya yang beroperasi di China mencapai 228 GigaWatt (GW).

Global Energy Monitor menyebut, jumlah itu lebih besar dari gabungan seluruh kapasitas pembangkit tenaga listrik tenaga surya di seluruh dunia.

China juga terus berambisi untuk melipatgandakan kapasitas pembangkit listrik tenaga angin dan surya.

Baca juga: Pemerintah Gandeng Perusahaan China untuk Produksi Mobil Listrik

Goldman Sachs menyebut, pada Juli 2023 eprtumbuhan tembaga ramah lingkungan China tumbuh 71 persen secara tahunan.

Pemulihan di sektor manufaktur China juga meningkatkan permintaan logam dasar seperti aluminium.

“Peningkatan tren manufaktur sejauh ini pada kuartal ketiga juga bertepatan dengan menguatnya tingkat impor logam dasar,” lanjut laporan tersebut.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com