Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ahok Kurang Setuju Stasiun Kereta Cepat Ada di Halim

Kompas.com - Diperbarui 03/10/2023, 21:31 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Kereta cepat pertama di Indonesia yang menghubungkan ibu kota Jakarta dan Bandung di Jawa Barat, akhirnya resmi beroperasi untuk publik setelah sempat beberapa kali tertunda.

Pembangungan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), yang juga proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara, sempat molor hingga tujuh tahun dan membengkak sangat besar sehingga menelan biaya sekitar 7,27 miliar dollar AS atau setara Rp 112 triliun.

Namun demikian, banyak kalangan yang khawatir KCJB tak bisa mencapai target penumpang sehingga bisa membebani keuangan BUMN yang terlibat di dalamnya. Belum lagi, konsorsium BUMN juga harus membayar cicilan utang pokok plus bunga ke China.

Salah satu alasannya, stasiun kereta cepat lokasinya jauh dari pusat kota. Di Jakarta, stasiun KCJB ada di Halim, sementara di Bandung stasiun pemberhentian berada di Tegalluar dan Padalarang.

Baca juga: Stasiun Kereta Cepat Dikritik Jauh dari Pusat Kota, di Negara Lain Bagaimana?

Sebagai informasi saja, bagi penumpang yang memiliki tujuan ke Kota Bandung, maka penumpang kereta cepat disarankan perlu berjalan kaki dari Stasiun Kereta Cepat Padalarang berpindah menuju ke Stasiun Padalarang untuk berganti kereta feeder atau KA lokal.

Opsi lainnya untuk menuju Kota Bandung, penumpang KCJB bisa turun di Stasiun Tegalluar kemudian berlanjut naik bus shuttle Damri menuju stasiun kereta reguler terdekat yakni Gedebage dan Cimekar, baru kemudian melanjutkan perjalanan ke Kota Bandung.

Sementara untuk menuju Stasiun Halim di Jakarta, calon penumpang kereta cepat bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun moda transportasi LRT.

Ahok dulu usulkan Manggarai dan Gambir

Saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat mengusulkan pembangunan stasiun keberangkatan kereta cepat Jakarta Bandung tidak menggunakan lahan di Halim, Jakarta Timur.

Baca juga: Dilema Kereta Cepat: Penumpang Tujuan Kota Bandung Harus 2 Kali Naik

Ia meminta kepada pemerintah pusat dan KCIC agar sebaiknya membangun stasiun kereta cepat di Manggarai dan Gambir. Alasannya kedua tempat tersebut sangat strategis dan sudah terhubung dengan banyak moda transportasi lainnya.

"Kereta cepat itu urusan pemerintah pusat. Kami enggak ikut campur. Tetapi, waktu itu, kami usul kalau bisa ya pakai (Stasiun) Manggarai sama Gambir saja," kata Ahok di Balai Kota DKI, mengutip pemberitaan Kompas.com 25 Agustus 2015.

Kala itu, Ahok bahkan berjanji bakal memberi lahan di kawasan Monas untuk pengembangan stasiun Gambir jika kereta cepat ini jadi dibangun dengan stasiun lokasinya di jantung Kota Jakarta tersebut.

Terlebih lagi, saat ini di Stasiun Gambir telah ada pemisahan jalur kereta dalam kota dan luar kota sehingga tinggal dikembangkan untuk pembangunan jalur kereta cepat.

Baca juga: Ekonom: Proyek Kereta Cepat Masuk Kategori Jebakan Utang China

Dengan lokasinya yang berada di pusat kota, stasiun kereta cepat di Gambir akan sangat menguntungkan dan penumpang bisa menggunakan banyak alternatif transportasi yang sudah terbangun.

"Kami mau kasih lahan kami di Monas. Kalau kamu ke Gambir kan yang dari luar (kota) sama dalam (kota) enggak nyambung," beber Ahok.

"Kami pengin Stasiun Gambir kalau masukin kereta cepat ke Bandung, akan kami tambahkan lahan untuk membuat lahan kereta dalam kotanya. Minimal Gambir ada intermoda dalam dan luar kota," kata Basuki lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com