Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Menguat, Rupiah Melemah ke Level Rp 15.596 Per Dollar AS

Kompas.com - 03/10/2023, 09:35 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (3/10/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.10 WIB, IHSG berada pada level 6.967,79 atau naik 0,09 persen (6,3 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.961,45.

Sebanyak 190 saham melaju di zona hijau dan 212 saham di zona merah. Sedangkan 193 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 879 miliar dengan volume 2 miliar saham.

Baca juga: IHSG Hari Ini Bakal Lanjutkan Kenaikan? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, hari ini IHSG berpeluang melanjutkan penguatan. Secara teknikal, ada peluang buy on weakness yang membesar di awal bulan ini. IHSG juga kembali bergerak dalam tren sideways dalam area 6.900 – 7.000.

“Secara teknikal, IHSG membentuk pola double top, dengan indikasi bearish namun masih belum terkonfirmasi. Kami memproyeksikan IHSG bergerak mixed dengan kecenderungan menguat dalam range 6.900 – 7.077,” kata William dalam analisisnya.

Pasar saham Asia pagi ini mayoritas bergerak pada teritori negatif. Nikkei Jepang berada pada level 31.313 atau turun 1,4 persen (446,9 poin), Strait Times melemah 0,8 persen (28,3 poin) pada level 3.189,5, dan Hang Seng Hong Kong turun 2,9 persen (531,9 poin) pada posisi 17.277,7.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.08 WIB rupiah berada pada level Rp 15.596 per dollar AS, atau turun 66 poin (0,43 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.530 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi didorong oleh ekspektasi pasar bahwa kebijakan suku bunga tinggi AS akan bertahan lebih lama, masih menjadi pemicu penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah.

“Inflasi dalam negri yang stabil kelihatannya belum mampu meredam kekuatan dollar AS terhadap rupiah hari ini. Rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dollar AS ke kisaran Rp 15.600 dengan potensi support di kisaran Rp 15.500 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Sementara itu, indeks PMI manufaktur AS dari ISM bulan September menunjukkan pemulihan, naik ke angka indeks 49 dari sebelumnya 47,7. Ini menunjukkan ekonomi mulai pulih, dan mendukung kebijakan suku bunga tinggi untuk meredam inflasi.

Di sisi lain, indeks dollar AS menguat ke atas kisaran 107 pagi ini setelah sebelumnya bergerak di kisaran 106. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS juga masih bergerak naik.

Baca juga: Perbedaan Reksadana dan Saham

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com