KOMPAS.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mengatasi kekeringan akibat El Nino dengan membangun embung geomembran.
Salah satu pembangunan embung geomembran itu dilakukan di tiga kecamatan di Kabupaten Tegal, yakni di Suradadi, Dukuhturi, dan Bumijawa.
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Rejo Sari Desa Carul, Kecamatan Bumijawa, Muheni mengatakan, embung geomembran bantuan dari Ditjen PSP memiliki luas layanan 20 hektar (ha).
Menurutnya, daerah tersebut layak dibangun embung geomembran untuk menyuplai pengairan lahan guna peningkatan indeks pertanaman (IP) lahan.
"Luas layanan embung 20 ha, IP 1,75. Dengan adanya embung, diharapkan bisa mencapai IP 3. Sumber mata air dan run off dari limpasan air permukaan atau hujan," ujarnya, Selasa (3/10/2023).
Baca juga: Mahfud soal Korupsi di Kementan: Kalau Ada Kesulitan Bilang, Saya Turun Tangan
Selain itu, pembangunan embung geomembran juga menjadi upaya konservasi air yang tepat guna dan murah.
Spesifik lokasi embung dapat mengatur ketersediaan air guna memenuhi kebutuhan air (water demand) pada tingkat usaha tani.
"Embung ini bermanfaat dalam mendukung ketersediaan air sampai ke sawah-sawah kami," katanya dalam siaran pers, Rabu (4/10/2023).
Sementara itu, embung geomembran yang dikelola Poktan Karya Bakti Desa Bojongsana, Kecamatan Suradari diharapkan dapat memenuhi luas layanan minimal 38 ha pada komoditas tanaman pangan.
Rencana dimensi embung yang dibangun di desa itu memiliki dimensi panjang 25 meter (m), lebar 20 m, dan kedalaman 2 m, dengan sumber air dari runoff dan pembuangan air dari sungai pekijingan.
Baca juga: Kementan Klaim Program Food Estate Berjalan Baik dan Memberi Dampak Positif
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.