Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Sudah Tembus Rp 15.600 Per Dollar AS, Bakal sampai Mana?

Kompas.com - 05/10/2023, 14:13 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot bergerak cenderung melemah pada beberapa pekan terakhir. Bahkan, dalam kurun waktu dua tiga terakhir, mata uang Garuda bergerak pada kisaran Rp 15.600 per dollar AS.

Pelemahan nilai tukar rupiah sejalan dengan tren kenaikan indeks dollar AS, yang telah menembus kisaran 107. Hal ini diikuti dengan kenaikan imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun ke kisaran 4,7 persen.

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, tren penguatan dollar AS terhadap berbagai mata uang lain masih berpotensi berlanjut. Sentimen utamanya ialah potensi kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang membuat aset dalam bentuk dollar AS semakin diminati.

Baca juga: Rupiah dan IHSG Melaju di Zona Hijau

"Secara keseluruhan, kecenderungan penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah masih besar karena ekspektasi kebijakan suku bunga tinggi AS dan kenaikan suku bunga acuan AS sekali lagi tahun ini," tutur dia kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Apabila The Fed kembali mengerek suku bunga acuannya pada pertemuan mendatang, tingkat suku bunga Fed atau Fed Fund Rate akan mencapai level 5,75 persen. Tingkat suku bunga acuan itu menjadi sama dengan suku bunga milik Bank Indonesia (BI).

Dengan tingkat suku bunga acuan yang sama, aset dollar AS seperti obligasi dinilai pasar lebih menarik dibanding dengan aset rupiah. Maklum saja, pasar berpikiran aset dollar AS lebih aman dan imbal hasilnya menyerupai aset milik negara yang 'berisiko'.

"Jadinya dollar AS mudah untuk menguat terhadap rupiah," kata Ariston.

Pada perdagangan Kamis hari ini, nilai tukar rupiah di pasar spot memang terpantau menguat. Akan tetapi, menurut Ariston, hal itu belum akan menjadi titik balik arah pergerakan mata uang Garuda.

Menurut dia, penguatan rupiah pada hari ini disebabkan oleh rilis data tenaga kerja AS yang berada di bawah ekspektasi pasar. Dollar AS berpotensi kembali menguat menjelang rilis-rilis data lain yang akan digunakan The Fed untuk menentukan arah kebijakannya.

"Bila data menunjukkan kondisi tenaga kerja AS yang masih solid, dollar AS bisa menguat lagi, dan sebaliknya. Jadi mungkin hingga akhir pekan ini kecenderungan penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya masih terbuka," ujarnya.

Seiring dengan sentimen tersebut, potensi pelemahan rupiah pun masih terbuka. Bahkan, Ariston tidak menutup kemungkinan nilai tukar rupiah menembus level Rp 15.700 per dollar AS.

"Level Rp 15.700 tidak jauh dari level saat ini jadi mungkin saja dicapai. Level resisten penting di kisaran tertinggi akhir tahun lalu di sekitar Rp 15.760," ucapnya.

Baca juga: BI Beberkan Penyebab Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 15.600 Per Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com