Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasa Industri Jadi Kekuatan Baru Ekonomi Asia

Kompas.com - 05/10/2023, 21:52 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan Kepala Makro Global dan Asian KKR mengatakan, keunggulan Asia baik itu di China, India, dan Jepang terletak pada jasa industri.

Hal ini sekaligus menepis anggapan lama yang menyebut keunggulan kompetitif Asia di waktu lampau hanya terletak apda tenaga kerja yang murah.

Perusahaan ekuitas swasta itu menjelaskan, hal itu mencakup logistik, pengelolaan limbah, dan pusat data.

"Kami pikir ada permintaan internal dan komponen eksternal dalam cerita ini,” tulis laporan itu dikutip dari CNBC, Kamis (5/10/2023).

Baca juga: Bank Dunia Sebut Pertumbuhan Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Capai 5 Persen pada 2023

Laporan kesimpulan investasi tersebut disusun usai kunjungan kepala investasi KKR Balance Sheet Henry H. McVey ke Singapura, China, dan Jepang.

“Tawaran untuk infrastruktur dan logistik dapat meningkat secara lebih signifikan, kami yakin, di pasar-pasar utama seperti India, China, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan bahkan Jepang,” imbuh laporan itu.

Adapun sekitar 20 persen anggaran KKR dialokasikan ke Asia. Pasalnya wilayah ini disebut sedang mengalami perubahan jangka panjang yang membutuhkan lebih banyak investasi tetap.

Baca juga: Apa Dampak Blockchain untuk Sektor Keuangan di Asia Tenggara?

Meskipun perusahaan ini tidak membagi alokasinya berdasarkan negara, beberapa kesepakatan terbesar yang diumumkan dalam dua tahun terakhir terjadi di Jepang.

Itu termasuk akuisisi manajer real estat yang didukung Mitsubishi senilai 2 miliar dollar AS pada musim semi 2022.

"Saya pikir ada dua tema besar besar di Jepang. Salah satunya adalah otomasi dan industrialisasi, ada siklus belanja modal yang terjadi di Jepang yang belum pernah kita lihat dalam beberapa waktu terakhir," terang Henry.

Sebagai informasi, sebagai salah satu perusahaan ekuitas swasta terbesar di dunia, KKR mengatakan pihaknya memiliki aset yang dikelola senilai 519 miliar dollar AS pada 30 Juni 2023.

Baca juga: OJK: Pelaksanaan Bursa Karbon di RI Lebih Cepat dari Negara Asia Lainnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com