Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BUMN Tak Ikut Pasok Senjata ke Negara Konflik

Kompas.com - 10/10/2023, 19:25 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Holding BUMN Industri Pertahanan atau Defend ID memastikan tak ikut memasok senjata ke negara-negara yang sedang berkonflik, termasuk Israel dan Palestina.

Adapun Defend ID beranggotakan PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, PT Pindad, PT Dahana, dan PT Len Industri. Holding ini salah satunya bergerak dalam produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Direktur Utama Defend ID Bobby Rasyidin mengatakan, perusahaan pelat merah dalam mengekspor produk alutsista memiliki perizinan yang ketat. Ekspor pun harus mendapat perizinan dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

Baca juga: OJK Minta Dana Pensiun BUMN Ajukan Rencana Perbaikan Pendanaan dan Evaluasi Investasi

"Untuk kita mengekspor, ini betul-betul harus ada perizinan dari Kemenhan untuk mengizinkan. Kalau tidak, kita tidak bisa ekspor," ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (10/10/2023).

Ia menjelaskan, pengawasan yang ketat terhadap ekspor alutsista mencakup tujuan negaranya, penggunaannya, termasuk dokumen administrasi terkait Defend ID sebagai produsen.

Selain itu, ekspor alutsista juga harus mengacu pada ketentuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ekspor tak boleh dilakukan ke negara-negara yang konfliknya berkaitan dengan isu kemanusiaan.

Baca juga: Bocoran Tarif, Wamen BUMN: Kereta Cepat Rp 250.000, Feeder Rp 50.000

"Kalau Dewan Keamanan PBB menyatakan ini adalah konflik kemanusiaan, dan mereka melarang, kita tidak akan ekspor," kata Bobby.

Lebih lanjut, menurut Bobby, tidak terlibatnya Defend ID dalam memasok senjata ke negara konflik yang sedang berperang dipengaruhi pangsa pasarnya yang belum besar. Hal ini mengingat Defend ID baru beroperasi sebagai holding selama 1,5 tahun.

"Defend ID ini baru berdiri, baru tahun lalu bulan Maret, baru 1,5 tahun sekarang. Sementara defense company di top 100 itu sudah tua-tua semua, sudah ratusan tahun umurnya. Jadi pasar belum mengenal kita juga," ungkapnya.

Baca juga: Holding BUMN Pertahanan Bantah Ekspor Senjata ke Myanmar

Menurut dia, dalam dua tahun terakhir Defend ID hanya mendapatkan kontrak dari negara lain untuk pengadaan kapal militer, namun penggunaannya bukan untuk operasi militer melainkan operasi kemanusiaan. Di antaranya, kapal yang di ekspor ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Filipina.

Bobby menambahkan, persoalan pangsa pasar yang masih kecil ini pun menjadi pekerjaan rumah bagi Defend ID untuk memperkenalkan ke pasar global kemampuan BUMN asal Indonesia tersebut dalam memproduksi produk-produk pertahanan.

"(Mereka) belum mengenal produk kita seperti apa, dan ini PR kita untuk menjadi top 50 global. Kita harus meningkatkan pasar ekspor," pungkas dia.

Baca juga: Lowongan Kerja BUMN SMF untuk S1 dan S2 Fresh Graduate, Simak Persyaratannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com