Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Consortium for Cooperative Innovation (ICCI)
Lembaga Inovasi Perkoperasian

Indonesian Consortium for Cooperative Innovation (ICCI) merupakan lembaga inovasi perkoperasian di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2018, ICCI berupaya mengembangkan inovasi melalui produksi pengetahuan, inkubasi model, pengembangan ekosistem dan advokasi kebijakan.

Jaringan Inovator Koperasi (JIK) merupakan komunitas epistemik yang diinisiasi dan dikembangkan oleh ICCI. Anggotanya berasal dari para peneliti, akademisi, praktisi, aktivis, mentor dan konsultan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

ICCI dan JIK meyakini inovasi dapat meningkatkan relevansi dan keberlanjutan koperasi di tengah tantangan perubahan zaman. Ingin berkontribusi lebih, gabung bersama kami di https://jik.icci.id

Transformasi Digital Mengungkit Bisnis Koperasi, Mitos atau Fakta?

Kompas.com - 11/10/2023, 14:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun, sebagai badan usaha yang dimiliki anggota, koperasi di Indonesia memiliki karakteristik unik.

Dalam survei (Firdaus Putra, 2022), ditemukan fakta sebanyak 50,07 persen SDM koperasi berusia 41-56 tahun (Generasi X). Tentu berbanding terbalik dengan demografi Indonesia saat ini.

Padahal, hanya 39 persen generasi X yang memiliki literasi digital (Katadata, 2021). Boleh jadi hal itu yang menyebabkan mengapa transformasi digital di koperasi berjalan lambat.

Tantangan lainnya, sebagian besar koperasi di Indonesia berskala mikro, yakni sebanyak 82 persen (Kemenkop UKM, 2021).

Keterbatasan sumber daya, tata kelola belum profesional, serta implementasi tata kelola yang baik belum sepenuhnya berjalan.

Selain itu, sebagian pihak mencurigai transformasi digital lambat karena teknologi meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Dalam konteks itu, sebagian pengurus atau pengelola koperasi belum siap dengan konsekuensi tersebut. Boleh jadi keliru.

Praktik baik

Ada kisah sukses digitalisasi dari Malang, Jawa Timur, yang dapat dicontoh koperasi lain. Namanya KAN Jabung, koperasi peternak sapi perah.

Sejak 2009, di bawah kepemimpinan Hermawan Soepardjono, mereka lakukan digitalisasi. Koperasi ini berdiri sejak 1998 yang kini memiliki anggota 2.340 peternak dan petani.

Peran koperasi terbukti memberi manfaat bagi anggota. Aneka layanan dan bisnis diselenggarakan seperti cek kesehatan ternak, penyediaan pakan, layanan simpan-pinjam, hingga hilirisasi produk: yoghurt, susu pasteurisasi dan lainnya.

Dulu proses bisnisnya manual. Padahal mereka memiliki 11.000 ekor sapi. Hal itu menjadi sangat tidak efisien.

Pencatatan dilakukan manual yang tentu saja take time. Serta sulit digunakan untuk basis pengambilan keputusan karena tidak ada integrasi data antarunit.

Hal itu berdampak pada kebocoran keuangan. Proses bisnis manual itu menjadi masalah besar bagi mereka, yang menguatkan KAN Jabung melakukan transformasi digital.

Tahap pertama dilakukan dengan mendigitalisasi proses pencatatan di semua lini bisnis. Hasilnya, integrasi dan konsolidasi data dapat dilakukan dalam waktu singkat.

Dalam platform digital yang dibangun mandiri, terbukti sistem tersebut dapat mengotomatisasi pekerjaan yang awalnya manual.

Kini, dalam waktu kurang dari satu menit, pengurus KAN Jabung dapat melihat data volume susu, pengambilan pakan ternak, pinjaman dan lain-lain.

Pada 2019, dengan keberanian mengambil risiko dan melihat peluang, KAN Jabung memutuskan memberhentikan pembayaran secara tunai.

Program cashless itu pada awalnya menjadi isu bagi sebagian besar anggota yang berusia di atas 40 tahun. Mereka merasa tidak familiar dengan ponsel dan layanan non tunai.

Sebelum cashless, sepuluh hari sekali peternak mengambil uang tunai ke kantor koperasi. Alhasil antrean mengular panjang yang harus dijaga ketat oleh pihak kepolisian.

Sekarang hal itu tak lagi terjadi. Pengurus KAN Jabung berhasil mengubah perilaku anggota meski awalnya timbul banyak resistensi. Dengan keyakinan, konsistensi serta profesionalisme layanan, anggota sekarang menjadi terbiasa dengan sistem tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com