Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepis Anggapan "Suka Impor", Bapanas: Impor Jagung untuk Peternak Kecil

Kompas.com - 16/10/2023, 17:26 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo memastikan, rencana pemerintah untuk mengimportasi jagung dilakukan secara terbatas dan bukan secara besar-besaran.

Pendistribusiannya pun nantinya akan langsung menyasar para peternak mandiri kecil untuk pakan ternaknya.

"Kalau nanti ada berita di Media, wah Badan Pangan sukanya mengimpor, Plt Menteri Pertanian kok sukanya mengimpor, tidak. Saya mau sampaikan bahwa ini adalah untuj pemenuhan kebutuhan jagung pakan," ujarnya dalam acara Gerakan Pangan Murah (GPM) di Jakarta, Senin (16/10/2023).

"Sudah diputuskan juga dalam ratas, ini dilakukan hanya terbatas oleh Bulog dan langsung disalurkan ke peternak kecil. Tidak untuk yang besar-besar, dan ini dilakukan oleh Bulog," sambung Arief.

Arief pun meminta Satgas Pangan untuk memantau penyalurannya agar adil dan merata.

Baca juga: Badan Pangan Nasional Perintahkan Kemendag Segera Terbitkan Izin Impor Gula

Sebelumnya, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengungkapkan, pihaknya akan mengimpor 500.000 ton jagung sebagai upaya mengatasi fluktuasi harga jagung pakan bagi peternak ayam.

Mokhamad Suyamto menyebutkan ada 3 negara yang akan menjadi sumber pengadaan impor jagung yakni Amerika Serikat, Brazil, dan Argentina.

Dia pun mengaku pihaknya telah mendapatkan penugasan impor itu langsung dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).

"Penugasan sudah ada saat ini sedang pengurusan perubahan Neraca Komoditas dan Persetujuan tinggi," ujar Suyamto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Kontradiksi Janji Swasembada Jokowi dan Kebijakan Impor Beras

Rencana impor jagung

Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi juga sebelumnya mengungkapkan, pemerintah berencana akan mengimpor 500.000 ton jagung untuk menekan harga pakan ternak yang mahal.

Arief mengatakan, rencana impor itu akan dilakukan pada Oktober 2023 ini secara bertahap.

"Kemungkinan 250.000 ton pertama, kemudian 25r0.000 ton kedua. Tapi kita harus atur datangnya itu kalau boleh sebelum panen karena produksi harus dijaga agar jangan sampai jatuh harganya. Harus segera dalam sebulan ini, tetapi jangan sampai seperti dulu," ujar Arief kepada media usai menghadiri rapat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/10/2023).

Baca juga: Antisipasi Banjir Impor dari China, Pemerintah Perketat Impor Pakaian, Mainan Anak, hingga Elektronik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com