JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (17/10/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.901,54 atau naik 0,08 persen (5,2 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.896,29.
Sebanyak 226 saham melaju di zona hijau dan 134 saham di zona merah. Sedangkan 224 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 779,1 miliar dengan volume 1,9 miliar saham.
Baca juga: Mampukah IHSG Hari Ini Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpeluang menguat. Hal ini didukung oleh aksi beberapa pemimpin negara, yang berupaya untuk mencegah potensi perang Israel - Hamas yang lebih besar.
Dalam beberapa hari mendatang, Presiden AS Joe Biden dijadwalkan akan mengunjungi Israel. Hal tersebut juga diikuti dengan komunikasi yang terbuka antara AS dengan Iran untuk mencegah terjadinya perang menuju eskalasi yang lebih besar.
“Sejauh ini meskipun situasi dan kondisi tidak dapat diprediksi, AS dan para sekutu bergerak cepat untuk membendung terjadinya eskalasi tersebut. Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 6.875 – 6.940,” kata Maximilianus dalam analisisnya.
Pasar saham Asia pagi ini bergerak pada teritori positif. Nikkei Jepang menguat 1,2 persen (385,6 poin) pada level 32.044,6, Hang Seng Hong Kong di posisi 17.791,55 atau bertambah 0,86 persen (151,19 poin), Shanghai Komposit naik 0,07 persen (2 poin) pada level 3.075,82, dan, Strait Times menguat 0,42 persen (13,2 poin) pada level 3.177,11.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 09.04 WIB rupiah berada pada level Rp 15.708 per dollar AS, atau naik 14 poin (0,09 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.722 per dollar AS.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, potensi pelemahan rupiah terhadap dollar AS masih terbuka hari ini yang masih disebabkan oleh sentimen hindar resiko akibat konflik Israel-Hamas dan ekspektasi suku bunga tinggi Bank Sentral AS untuk menekan turun inflasi AS.
“Rencana serangan darat Israel dikhawatirkan mendorong negara lain melibatkan diri sehingga konflik meluas. Potensi pelemahan rupiah ke area resisten Rp 15.760 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 15.700 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Dia menjelaskan, kondisi ekonomi AS yang masih terlihat solid, mendukung lingkungan suku bunga tinggi di AS. Semalam data indeks manufaktur di kawasan New York AS bulan Oktober dirilis lebih baik dari ekspektasi meski terjadi kontraksi.
“Pelaku pasar juga berekspektasi pendapatan perusahaan terbuka di AS akan positif di kuartal ketiga ini,” jelas dia.
Dari dalam negeri, data trade balance bulan September memperlihatkan surplus yang melebihi ekspektasi pasar. Ini seharusnya bisa memberikan sentimen positif dan membantu penguatan rupiah.
“Pada perdagangan hari ini, (secara historikal) sentimen eksternal bisa lebih kuat dibandingkan sentimen internal,” tegas dia.
Baca juga: IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Merah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.