Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah Tembus Rp 15.800 Per Dollar AS, Gubernur BI: "Cash Is The King"!

Kompas.com - 19/10/2023, 16:36 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara terkait pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi di pasar keuangan selama beberapa pekan terakhir.

Berdasarkan data BI, kurs mata uang Garuda telah terdepresiasi sebesar 1,03 persen sejak awal tahun hingga 18 Oktober 2023 (year to date/ytd).

Perry menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah selaras dengan ketidakpastian global yang meningkat, utamanya berasal dari arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) dan eskalasi konflik antara Israel dengan Hamas.

Baca juga: Kian Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Lewati Level Rp 15.800 per Dollar AS

"Perekonomian global melambat dengan ketidakpastian yang semakin meningkat tinggi," kata dia, dalam konferensi pers hasil RDG BI, Kamis (19/10/2023).

Imbas dari ketidakpastian global yang meningkat, aliran modal asing keluar dari pasar negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia.

Investor memilih untuk mengalihkan dananya ke pasar keuangan negara maju yang dinilai lebih stabil, dengan imbal hasil aset yang kian meningkat.

"Berbagai perkembangan tersebut mendorong pembalikan arus modal dari negara emerging market economies ke negara maju ke aset yang lebih likuid, cash is the king," tutur Perry.

Dengan beralihnya dana asing dari emerging markets, indeks dollar AS terhadap mata uang utama terus merangkak naik, di mana per 18 Oktober mencapai 106,21 atau menguat 2,60 persen secara ytd.

Akibatnya, hampir seluruh mata uang dunia melemah, seperti yen Jepang yang anjlok 12,44 persen secara ytd, dollar Australia terkoreksi 6,61 persen, dan euro terdepresiasi 1,40 persen.

Pelemahan juga terjadi terhadap mata uang kawasan Asia Tenggara, seperti ringgit Malaysia terkoreksi 7,23 persen, baht Thailand turun 4,64 persen, dan peso Filipina turun 1,73 persen.

"Dalam periode yang sama, dengan langkah-langkah stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia, nilai tukar Rupiah terdepresiasi 1,03 persen ytd, relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara di kawasan dan global tersebut," ucap Perry.

Baca juga: BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com