Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Airlangga: Rupiah Bukannya Melemah, tapi Dollar AS yang Menguat

Kompas.com - 24/10/2023, 11:46 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menilai, pelemahan nilai tukar rupiah belakangan ini utamanya disebabkan oleh indeks dollar AS yang terus menguat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kuatnya indeks dollar AS terefleksikan dari depresiasi yang dialami oleh mata uang banyak negara selain rupiah.

"Ini bukan rupiah melemah, US dollar menguat. Karena itu ke semua negara," kata dia, ditemui di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Baca juga: Jokowi Sebut Depresiasi Rupiah Masih Aman

Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg, sampai dengan Selasa siang hari ini, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp 15.880 per dollar AS.

Sementara itu, indeks dollar AS (DXY) berada di level yang relatif tinggi, yakni di kisaran 105,28.

Tren pelemahan rupiah dan kuatnya indeks dollar AS pun kini menjadi perhatian pemerintah, di mana sejumlah kebijakan disiapkan untuk merespons hal tersebut.

"Itu kita antisipasi saja," ucap Airlangga.

Baca juga: Rupiah Melemah, Harga Barang Elektronik Alami Kenaikan

 


Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memanggil anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk membahas tren pelemahan rupiah pada Senin (23/10/2023) kemarin.

Usai menghadiri pertemuan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, situasi perekonomian global saat ini sangat dinamis, salah satunya ditandai denga npergerakan dollar AS yang semakin kuat.

Oleh karenanya, untuk merespons hal tersebut koordinasi antara kebijakab fiskal di bawah Kementerian Keuangan melalui APBN dan kebijakan moneter di bawah Bank Indonesia akan dinkronkan.

"Kita menggunakan dari mulai instrumen di market maupun dari sisi komunikasi kebijakan yang akan terus kita lakukan bersama antara BI dan Kemenkeu," ujar Sri Mulyani, dikutip dari Harian Kompas.

Baca juga: Suku Bunga BI Jadi 6 Persen, Ekonom: Harapannya Modal Asing Masuk, Rupiah Kuat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com