Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chatib Basri: Depresiasi Rupiah Hanya 2 Persen, Lebih Rendah dari Ringgit Malaysia

Kompas.com - 24/10/2023, 17:26 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan bahwa sejauh ini tingkat suku bunga masih akan naik dan mata uang rupiah akan mengalami depresiasi alias pelemahan.

Dia bilang, pelemahan rupiah masih lebih rendah jika dibandingkan dengan mata uang negara jiran, ringgit Malaysia.

Depresiasi rupiah hanya sekitar 2 persen, lebih rendah daripada depresiasi ringgit Malaysia sekitar 8 persen atau yen Jepang yang lebih tinggi lagi,” kata Chatib di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Baca juga: Mengakhiri Sesi, IHSG dan Rupiah Berbalik Menguat

Ilustrasi uang rupiah.SHUTTERSTOCK/DEVMOGRAPH Ilustrasi uang rupiah.

Chatib mengatakan, depresiasi rupiah sebenarnya bisa dikelola dan tidak menjadi persoalan yang besar.

Menurut dia, langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga merupakan upaya memperlunak dampak volatilitas mata uang dan bukan mengendalikan levelnya.

Dia mengungkapkan, dalam situasi saat ini langkah-langkah makroprudensial perlu diambil. Meskipun ada perbedaan dengan kondisi pada tahun 2013, dirinya mengaku tidak terlalu khawatir mengingat depresiasi rupiah jauh lebih rendah.

“Opsi yang tersedia adalah meningkatkan suku bunga sambil mendorong kebijakan makroprudensial,” kata Chatib.

Baca juga: Rupiah Melemah Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS, Pengusaha: Kami Pasti Terdampak...

Namun, tantangan inflasi dalam situasi ini tidak hanya berasal dari kebijakan moneter, tetapi juga dapat berkaitan dengan tingginya harga atau volatile food, terutama karena beberapa negara melakukan batasan ekspor seperti kasus India, dengan beras.

“Solusinya harus datang dari sektor fiskal dan perdagangan. Perlindungan perlu diberikan kepada kelompok yang rentan,” tambahnya.

Ilustrasi inflasi.SHUTTERSTOCK/LIGHTSPRING Ilustrasi inflasi.

Di sisi lain, Chatib menyatakan bahwa ia tidak terlalu khawatir dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tetapi berbeda halnya dengan kenaikan harga beras. Sehingga, pemerintah dinilai perlu memberikan subsidi terkait harga makanan.

“Di saat yang sama, harga minyak juga mengalami kenaikan. Kebijakan fiskal Indonesia terkait energi memiliki pengaruh tertentu terhadap siklus harga minyak dan komoditas. Ketika harga energi naik, subsidi juga meningkat,” jelas dia.

Baca juga: Dampak Negatif Inflasi bagi Produsen atau Rumah Tangga Perusahaan

Dalam hal ini, pemerintah perlu mengantisipasi dan mengalokasikan anggaran APBN untuk subsidi pangan dan menyerap kenaikan harga BBM.

Meskipun subsidi BBM dapat mempengaruhi neraca transaksi berjalan karena impor yang meningkat mempengaruhi nilai tukar, dan current account.

“Situasinya kompleks. Tapi hingga Agustus ini masih ada surplus APBN, ini menjadi ruang untuk alokasi anggaran dalam subsidi pangan dan sepantasnya negara mengambil tindakan untuk menstabilkan harga,” tegas dia.

Sebagai informasi, mata uang rupiah terus mengalami tren penurunan dimana pada April 2023 lalu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp 14.600-an, namun nilai tukar terus melemah hingga saat ini menjadi berada di level Rp 15.800-an.

Baca juga: Menko Airlangga: Rupiah Bukannya Melemah, tapi Dollar AS yang Menguat

Mengutip data Bloomberg, rupiah sore ini ditutup pada level Rp 15.849 per dollar AS. Rupiah menguat 84 poin atau 0,53 persen dibandingkan sebelumnya Rp 15.933 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com