KOMPAS.com - Jumlah uang beredar sangat mempengaruhi ekonomi suatu negara. Umumnya jika jumlah uang beredar di masyarakat meningkat maka akan terjadi inflasi.
Mengutip laman Dana Moneter Internasional (IMF), inflasi adalah kondisi saat harga-harga barang atau jasa mengalami kenaikan dalam periode tertentu.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi inflasi di suatu negara termasuk fluktuasi harga komoditas, perubahan dalam permintaan dan penawaran domestik, kebijakan moneter, fluktuasi nilai tukar rupiah, dan perubahan dalam kebijakan fiskal.
Beberapa penyebab inflasi antara lain sebagai berikut:
Baca juga: Jenis Inflasi yang Secara Ekonomis Tergolong Menguntungkan
1. Kenaikan permintaan
Inflasi permintaan disebabkan oleh peningkatan permintaan agregat melebihi kapasitas produksi ekonomi.
Ketika konsumen dan bisnis mengeluarkan lebih banyak uang untuk barang dan jasa daripada yang dapat diproduksi, produsen cenderung menaikkan harga mereka.
2. Biaya produksi naik
Inflasi biaya disebabkan oleh kenaikan biaya produksi, seperti upah tenaga kerja, harga bahan baku, atau biaya produksi lainnya. Kenaikan biaya ini dapat mendorong produsen untuk menaikkan harga produk mereka.
3. Kebijakan moneter
Inflasi moneter terjadi ketika terlalu banyak uang beredar di ekonomi. Ini dapat terjadi jika bank sentral mencetak lebih banyak uang atau mengurangi suku bunga secara signifikan, sehingga uang lebih banyak yang beredar.
4. Faktor eksternal
Peristiwa atau faktor eksternal, seperti perubahan harga minyak mentah dunia atau fluktuasi mata uang asing, juga dapat mempengaruhi inflasi di suatu negara.
Baca juga: Dampak Negatif Inflasi bagi Produsen atau Rumah Tangga Perusahaan
Sebagai informasi saja, jika jumlah uang beredar di masyarakat meningkat maka akan terjadi inflasi. Sebaliknya, apabila harga-harga barang cenderung turun, maka disebut dengan deflasi.
Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Ini merujuk pada penurunan secara terus menerus harga barang dan jasa selama periode waktu tertentu.
Dalam deflasi, nilai uang akan meningkatkan daya beli yang lebih besar dari sebelumnya, artinya seseorang dapat membeli lebih banyak barang dan jasa dengan jumlah uang yang sama.
Deflasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan permintaan ekonomi yang signifikan, penurunan biaya produksi yang drastis, atau kebijakan moneter yang sangat ketat yang mengurangi jumlah uang yang beredar dalam ekonomi.
Baca juga: Penyebab Adanya Inflasi pada Masa Awal Kemerdekaan Indonesia
Namun, deflasi juga dapat menjadi masalah jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama, karena dapat mendorong konsumen untuk menunda pembelian dalam harapan harga akan turun lebih lanjut.
Ini dapat mengakibatkan penurunan produksi, pengangguran, dan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi.
Karena itu, bank sentral sering berusaha menghindari deflasi yang berlangsung terus menerus dengan mengambil tindakan seperti menurunkan suku bunga atau melonggarkan kebijakan moneter untuk mendorong pengeluaran ekonomi.
Jadi kesimpulannya, jika jumlah uang beredar di masyarakat meningkat maka akan terjadi inflasi. Kondisi kebalikan dari inflasi adalah deflasi.
Baca juga: Apa Itu Inflasi: Pengertian, Penyebab, dan Dampak Buruknya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.