“Rata-rata bongkar muat bisa mencapai 30 boks per jam, artinya sekarang kapal kami lebih cepat berangkat berlayar kembali, karena tidak lebih dari 24 jam,” jelas Ernest.
Tingkatkan layanan terminal peti kemas
Direktur Utama (Dirut) SPTP Muhammad Adji mengatakan, pihaknya melakukan sejumlah upaya transformasi untuk meningkatkan layanan terminal peti kemas bagi para pengguna jasa.
Dia menyebut, saat ini pihaknya sedang fokus untuk melakukan standarisasi terminal peti kemas. Hal ini dimaksudkan agar seluruh terminal peti kemas memiliki standar yang sama dalam melakukan kegiatan pelayanan operasional.
Baca juga: Operasional Bandara Husein Pindah ke Kertajati Bikin Bandung Sepi Wisatawan?
“Para pekerja operasional diberikan pemahaman yang sama tentang basic operasional terminal peti kemas, termasuk juga proses yang terjadi di dalam kegiatan operasional. Mereka juga akan magang kerja di terminal yang sudah standar, seperti di PT IPC TPK, PT Jakarta International Container Terminal (JICT) maupun TPK Koja untuk melihat dan bekerja langsung di sana sebelum kembali ke terminal asal,” kata Adji.
Tak hanya itu, lanjutnya, SPTP juga melakukan pemenuhan kebutuhan minimal atas fasilitas dan peralatan di terminal, seperti perbaikan dermaga, lapangan penumpukan, dan perbaikan fasilitas lainnya dilakukan oleh perseroan.
Untuk peralatan terminal, SPTP melakukan pola optimalisasi aset dengan memanfaatkan peralatan yang sudah tersedia.
“Dengan optimalisasi aset kita dapat memaksimalkan alat yang dimiliki oleh Pelindo Group. Bisa jadi sebuah alat di satu terminal kurang maksimal sementara di terminal lain alat tersebut sangat dibutuhkan. Sehingga kita pindahkan alat tersebut. Pemenuhannya lebih cepat, berbeda jika harus pengadaan baru membutuhkan waktu yang cukup panjang,” ucapnya.