Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Gandeng Seniman Kain Tenun Ikat Alor, LPEI Berikan Pendampingan untuk Klaster Desa Devisa Tenun

Kompas.com - 31/10/2023, 21:37 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Sejak saat itu, Mama Sariat terus mengembangkan keahlian dan menghasilkan inovasi dalam menjaga kualitas tenun ikat Alor.

Salah satu inovasi itu adalah penggunaan benang kapas berkualitas tinggi yang berasal dari pohon kapas yang ia tanam sendiri di kebun belakang rumahnya. Kapas kemudian dipintal menjadi benang dengan peralatan tradisional.

Untuk memastikan kain tenun ikat Alor memiliki warna khas, tahan lama dan berkualitas, Mama Sariat tidak menggunakan bahan pewarna kimia.

Baca juga: Zat Kimia dalam Makanan Bikin Kita Makan Berlebihan

Sebaliknya, ia dengan telaten mengolah pewarna alami dari bahan-bahan yang ditemukan di alam sekitarnya, seperti tinta cumi, rumput laut, getah jambu mete, daun kelor, nila, pinang, kunyit, akar mengkudu, dan banyak lagi.

Proses pewarnaan benang tersebut memakan waktu berminggu-minggu, dengan kesabaran dan ketekunan yang luar biasa. Ketelatenan Mama Sariat dengan pewarna alami ini membuahkan hasil yang luar biasa.

Pada 2013, Museum Rekor Indonesia (Muri) mencatat Mama Sariat sebagai pembuat warna alami terbanyak untuk kain tenun karena telah menciptakan lebih dari 200 pewarna alami untuk tenun ikat Alor.

"Benang kapas yang saya tanam sendiri menghasilkan benang pintalan yang kuat dan tebal, jauh lebih disukai oleh konsumen luar negeri, terutama di Jepang yang mencari kain dengan warna alami dan daya tahan yang baik,” kata Mama Sariat yang juga merupakan Ketua Kelompok Tenun Gunung Mako.

Baca juga: Kenapa Ada Lendir Seperti Benang di Mata? Kenali 5 Penyebabnya Berikut

Kualitas benang dan warna benang yang sempurna, lanjutnya, akan memudahkan penenun menghasilkan kain tenun berkualitas sesuai motif yang diinginkan.

Prestasi Mama Sariat yang mengesankan tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Ia telah diundang untuk memamerkan karyanya di 13 negara, termasuk Jepang dan Belanda.

Mama Sariat telah memberikan kontribusi besar dalam melestarikan budaya tenun ikat Alor. Saat ini, ia telah menjalani peran baru tidak hanya menenun, tetapi juga berbagi pengetahuannya kepada penenun lain, termasuk generasi muda.

Mama Sariat adalah contoh nyata dari seorang pelestari budaya yang berdedikasi dan seorang seniman yang membawa kehidupan ke dalam karya seni tangan yang luar biasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com