Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Riset: Milenial Pakai "Paylater" untuk Beli Paket Internet sampai Liburan

Kompas.com - 02/11/2023, 07:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan riset Populix menemukan sebanyak 48 persen mayarakat Indonesia menggunakan layanan keuangan buy now pay later (BNPL) atau layanan paylater untuk pembelian paket data, internet, dan listrik.

Selain itu, 48 persen masyarakat juga menggunakan paylater untuk membeli pakaian dan 38 persen mengaku menggunakan paylater untuk pengeluaran bulanan.

Kemudian, sebanyak 21 persen masyarakat mengaku menggunakan paylater untuk memenuhi kebutuhan elektronik dan aksesoris, diikuti dengan gadget terbaru sebanyak 19 persen, dan liburan dengan 10 persen.

Secara umum, sebanyak 63 persen milenial diketahui menggunakan layanan buy now pay later (BNPL) atau layanan paylater.

Baca juga: Mengenal Limit dalam Produk Kartu Kredit dan Paylater

Co-founder dan CEO Populix Timoty Astandu menjelaskan, mayoritas pengguna paylater tersebut berasal dari Pulau Jawa. Pengguna layanan keuangan paylater juga 59 persen digunakan oleh kelas sosial atas.

Hasil survei yang dilakukan pada September 2023 terhadap 1.017 responden pria dan wanita di Indonesia itu menemukan 55 persen pernah melakukan pembayaran menggunakan layanan paylater.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bagaimana paylater memainkan peran signifikan dalam aktivitas ekonomi Indonesia saat ini," kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (1/11/2023).

Ia menambahkan, keterjangkauan paylater semakin meningkat bagi masyarakat.

Fleksibilitas dalam pembayaran cicilan hingga kemudahan dalam registrasi mendorong penggunaan paylater sebagai salah satu solusi pembayaran untuk melakukan transaksi.

Baca juga: Serupa KTA, OJK Sebut Paylater Bank Hanya Strategi Pemasaran

Lebih rinci Timoty membeberkan, Shoppee Paylater menjadi pilihan utama responden dengan 89 persen mayoritas jawaban.

Posisi selanjutnya disusul dengan GoPay Later dengan 50 persen, Kredivo Paylater 38 persen, Akulaku Paylater 36 persen, Traveloka PayLater 27 persen, Home Credit 16 persen, Indodana 13 persen, dan Atome sebanyak 5 persen.

Namun begitu, Timoty menganggap mayoritas masyarakat Indonesia cukup bijak mengelola keuangannya.

Pasalnya, sebanyak 82 persen atau mayoritas responden memiliki cicilan paylater kurang dari Rp 1 juta per bulan.

"Hal ini menunjukkan, responden telah memiliki perencanaan keuangan yang lebih baik dengan membatasi nominal cicilan yang mereka miliki sehingga pengeluaran bulanan tetap terkendali," imbuh dia.

Baca juga: 4 Bank ini Punya Produk Paylater, Simak Bunga dan Promonya

 


Di sisi lain, dalam memilih brand paylater responden akan mempertimbangkan beberapa hal, seperti terkoneksi dengan marketplace (71 persen), terdaftar di OJK (67 persen), pembayaran cicilan yang fleksibel (57 persen), kemudahan registrasi (52 persen), dan bunga rendah (50 persen).

Sebagai informasi, temuan Populix tersebut dirangkum dalam sebuah riset bertajuk Unveiling Indonesia’s Financial Evolution: Fintech Lending and Paylater Adoption.

Riset ini bertujuan untuk mengungkap motivasi dan tren di balik popularitas yang semakin meningkat dari layanan paylater di kalangan masyarakat Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com