JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (3/11/2023). Demikian juga dengan kurs rupiah yang menguat pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 9.10 WIB, IHSG berada pada level 6.843,63 atau naik 0,8 persen (54,7 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.788,85.
Sebanyak 274 saham melaju di zona hijau dan 135 saham di zona merah. Sedangkan 225 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 782,3 miliar dengan volume 2,6 miliar saham.
Baca juga: Bagaimana IHSG di Awal Pekan? Ini Analisis dan Rekomendasi Sahamnya
Pergerakan IHSG hari ini dibayangi oleh data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan klaim pengangguran mengalami kenaikan dari sebelumnya 3,8 persen menjadi 3,9 persen.
"Hal inilah yang membuat kami yakin, tidak ada alasan bagi The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunganya pada pertemuan terakhir di tahun ini. Pasar berpotensi mendapatkan angin sorga yang berkemungkinan akan membuat IHSG menguat," kata Maximilianus dalam analisisnya.
Pasar saham Asia pagi ini bergerak pada teritori positif. Nikkei Jepang menguat 2,45 persen (783 poin) pada level 32.732,9, Shanghai Komposit bertambah 0,37 persen (11,2 poin) pada level 2.042, Strait Times naik 0,59 persen (18,5 poin) pada level 3.162,24, dan Hang Seng Hong Kong bertambah 1,7 persen (302 poin) pada level 17.966,17.
Baca juga: IHSG Sepekan Naik 0,44 Persen, Kapitalisasi Pasar Tumbuh Jadi Rp 10,55 Triliun
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 09.04 WIB rupiah berada pada level Rp 15.572 per dollar AS.
Rupiah menguat 155 poin atau 0,99 persen dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.727 per dollar AS.
"Data tenaga kerja AS bisa menjadi dukungan tambahan untuk pelemahan nilai tukar AS terhadap nilai tukar lainnya, selain hasil rapat kebijakan moneter AS yang terakhir kemarin, yang kurang hawkish," kata Ariston kepada Kompas.com.
Baca juga: Ringgit Anjlok ke Level Terendah sejak 1998, Bagaimana dengan Rupiah?
Dia mengatakan, pelaku pasar mungkin bertambah yakin untuk masuk ke aset berisiko sehingga ini bisa mendorong penguatan rupiah lagi.
Dari dalam negeri, pasar menunggu data PDB kuartal III-2023. Data yang di atas 5 persen bisa memberikan persepsi postif untuk rupiah.
Ariston mengatakan, hari ini potensi penguatan bisa ke arah Rp 15.680 sampai Rp 15.650 per dollar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15,800 per dollar AS.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.