Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Pertumbuhan Ekonomi RI Belum Mampu Selesaikan Masalah Pengangguran

Kompas.com - 08/11/2023, 19:49 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan menilai pertumbuhan ekonomi di Indonesia belum mampu menyelesaikan masalah pengangguran yang ada.

Menurutnya, ketimpangan yang ada saat ini menjadi masalah serius yang harus segera diselesaikan.

“Kita harus memastikan bahwa kita sampai kepada satu kemakmuran, jadi visi Indonesia 2045 bukan hanya semata-mata berapa GDP per kapita kita, tapi satu kemakmuran yang dirasakan seluruh penduduk Indonesia,” kata Anies di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Baca juga: Pengusaha Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI di Bawah 5 Persen Masih Sehat

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. SHUTTERSTOCK/TENDO Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.
“Dalam menjalankan itu, tanpa kita membereskan satu kemakmuran, ketimpangan yang ada akan problematik,” lanjut dia.

Anies menyatakan bahwa fokus utama kita haruslah menjadi tercapainya kemakmuran bagi seluruh penduduk Indonesia, bukan hanya sebatas peningkatan GDP per kapita.

Menurutnya, satu-satunya cara untuk mencapai hal ini adalah dengan mengatasi ketimpangan yang ada saat ini.

“Ini kenyataan yang sekarang kita hadapi hari ini, pertumbuhan ekonomi kita belum berhasil menyelesaikan masalah pengangguran dan ketimpangan yang ada ini menjadi pekerjaan rumah sesungguhnya,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Baca juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 2023 Bisa Dicapai, tapi Tidak Mudah

“Membereskan soal ketimpangan adalah persoalan urgent yang harus diselesaikan hari ini. Gagasan kita adalah pertama, kemakmuran,” tegasnya.

Data menunjukkan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai di atas 6 persen, angka pengangguran masih belum menurun secara signifikan.

Ilustrasi tenaga kerja konstruksiKompas.com/Aisyah Sekar Ayu Maharani Ilustrasi tenaga kerja konstruksi

Contohnya adalah di Maluku Utara, di mana pertumbuhan ekonomi regional mencapai 22,9 persen, namun tingkat pengangguran hanya mengalami penurunan di bawah 1 persen.

Anies bilang, investasi di Indonesia telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, namun penyerapan tenaga kerja tidak mengalami peningkatan yang signifikan.

Baca juga: 3 Alasan Pertumbuhan Ekonomi RI di Bawah 5 Persen menurut Ekonom

Dalam rentang waktu 2013 hingga 2022, investasi di Indonesia meningkat dari Rp 399 triliun menjadi Rp 1.200 triliun, namun penyerapan tenaga kerja justru mengalami penurunan yang signifikan.

Selain itu, sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja juga mengalami pergeseran. Sektor pertanian dan manufaktur, yang sebelumnya menyerap 44 persen tenaga kerja, mengalami penurunan.

Sementara sektor pertambangan, yang hanya menyerap 1 persen tenaga kerja, mengalami peningkatan investasi.

“Masyarakat di banyak tempat menjadi penonton tidak menikmati besarnya pertumbuhan ekonomi yang ada di kawasan itu. Begitu juga ketika kita melihat kawasan kontribusi sektor untuk tenaga kerja, sektor pertanian, manufaktur yang penyerapan tenaga kerjanya menurun,” jelas Anies.

Baca juga: Tren Pertumbuhan Ekonomi RI di Atas 5 Persen Berakhir?

“Kita harus mendorong sektor yang menyerap tenaga kerja untuk mengalami peningkatan,” tambahnya.

Anies juga menyoroti gap yang besar dalam kualitas tenaga kerja di Indonesia.

Menurutnya, terdapat kesenjangan yang signifikan dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) antara berbagai wilayah di Indonesia. Jawa dan Sumatera memiliki IPM 69 pada 2013 dan masih sama di 2022, sedangkan Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara juga memiliki IPM 69 dalam jangka waktu yang sama.

Anies menekankan bahwa kesenjangan ini harus segera dikoreksi, karena jika dibiarkan terus berlanjut, tingkat keterdidikan rendah akan berdampak pada tingkat IPM yang rendah, serta kecenderungan investasi yang lebih cenderung dialokasikan untuk sektor yang membutuhkan modal intensif daripada sektor yang mampu menyerap tenaga kerja.

“Yang dibutuhkan bukan hanya teknikal dalam artinya policy saja, tapi harus ada arah paradigma kita terhadap pertumbuhan kualitas perekonomian,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com