Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Pertumbuhan Ekonomi 2023 Bisa Dicapai, tapi Tidak Mudah

Kompas.com - 07/11/2023, 17:36 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah masih berupaya untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen hingga pengujung tahun 2023. Target itu tetap dipertahankan meskipun laju pertumbuhan ekonomi kuartal III-2023 melambat ke 4,94 persen secara tahunan.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut diakui pemerintah berpotensi berlanjut hingga akhir tahun ini. Oleh karenanya, sejumlah langkah kebijakan disiapkan untuk merealisasikan target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di atas 5 persen pada 2023.

Lantas, apakah target tersebut masih bisa direalisasikan?

Baca juga: 3 Alasan Pertumbuhan Ekonomi RI di Bawah 5 Persen menurut Ekonom

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, untuk merealisasikan target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen sepanjang tahun ini, maka diperlukan angka pertumbuhan sebesar 5 persen pada kuartal IV-2023.

Menurutnya, angka pertumbuhan ekonomi itu bisa direalisasikan. Akan tetapi, ia mengakui, tidak mudah untuk mengejar angka tersebut.

"Tantangan untuk mencapai target tersebut juga bertambah," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (7/11/2023).

Baca juga: Tren Pertumbuhan Ekonomi RI di Atas 5 Persen Berakhir?

Salah satu tantangan utama yang akan dihadapi ialah dampak dari kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada Oktober lalu. Ia bilang, transmisi dari tingkat suku bunga acuan BI sebesar 6 persen ke suku bunga kredit perbankan akan mulai terjadi pada kuartal terakhir.

Tingkat suku bunga acuan kredit yang meningkat itu kemudian akan berdampak terhadap tingkat konsumsi masyarakat. Selain itu, bunga pinjaman lebih tinggi berpotensi membuat pelaku usaha mengerem investasinya.

"Karena ongkos pembiayaan yang relatif tinggi imbas dari suku bunga yang relatif masih tinggi saat ini," ujarnya.

Baca juga: Tren Pertumbuhan Ekonomi RI di Atas 5 Persen Terhenti, Ini 4 Penyebabnya Menurut BPS

Namun demikian, Yusuf menilai paket kebijakan pemerintah yang berisikan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) sektor perumahan ditanggung pemerintah (DTP), serta penebalan bantuan sosial melalui bantuan langsung tunai (BLT) dan penyaluran bantuan beras, bisa meredam dampak perlambatan konsumsi tersebut.

"Terutama kelompok menengah ke bawah itu bisa terjaga setidaknya sampai dengan akhir tahun nanti," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira bilang, pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi mencapai angka 5,01 persen sepanjang tahun ini. Angka tersebut bisa direalisasikan apabila pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023 minimal sebesar 4,95 persen.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Tidak Sampai 5 Persen, Menko Airlangga: Masih Lebih Tinggi dari China, Singapura

Bhima menekankan, pemerintah perlu waspada terhadap berlanjutnya pelemahan pertumbuhan ekonomi domestik. Hal ini sebenarnya sudah diindikasikan dengan pelemahan laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Berdasarkan data BPS, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,06 persen pada kuartal III-2023, melambat dari kuartal sebelumnya sebesar 5,22 persen

"Masyarakat terutama kelompok menengah bawah sedang menghadapi tekanan naiknya harga beras, semakin ketatnya persaingan kerja dan kenaikan suku bunga," katanya.

Dengan melihat indikator tersebut, Bhima tidak memproyeksi pertumbuhan ekonomi mencapai 5 persen pada kuartal terakhir. Berdasarkan perhitungannya, PDB RI hanya berpotensi tumbuh di kisaran 4,8-4,97 persen pada periode Oktober-Desember 2023.

"Perlu waspada karena pertumbuhan yang rendah bisa berlanjut," ucap dia.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 4,94 Persen pada Kuartal III 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com