JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memprediksi industri ritel nasional tumbuh 4,2 persen hingga akhir tahun 2023. Dengan catatan, kondisi politik dan stabilitas pangan terjaga dengan baik.
"Rata-rata pertumbuhan ritel di tahun ini diperkirakan akan mudah-mudahan bisa 4-4,2 persen. Dengan catatan optimis tapi waspada, bisa terjadi kalau kondusivitas terjaga. Dalam hal politik dan kestabilan pangan," kata Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey kepada media di Jakarta Selatan, Rabu (15/11/2023).
Roy mengatakan, kondisi industri ritel belum pulih sepenuhnya pasca Pandemi Covid-19. Selain itu, gejolak geopolitik juga memengaruhi industri.
"Di global terjadi geopolitik, anomali finansial gejolak keuangan karena geopolitiknya kena maka finansialnya kena," ujarnya.
Baca juga: Boikot Produk Israel Bisa Bikin Transaksi Ritel Modern Anjlok 50 Persen
Lebih lanjut, Roy mengatakan, negara-negara maju saat ini berupaya menekan inflansi dengan menaikkan Fed Rate.
Ia mengatakan, inflansi tak bisa diatasi lebih cepat lantaran adanya gejolak politik sehingga permintaan dan suplai terganggu.
"Kemudian gejolak perubahan iklim juga berkontribusi pada inflasi. Kenaikan suhu di kutub utara, perubahan cuaca sehingga produktivitas bahan makanan berpengaruh," ucap dia.
Baca juga: Soal Aksi Boikot Produk Pro Israel, Asosiasi Ritel Ingatkan Hal Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.