Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pastikan Mayoritas Utang Didominasi Rupiah, Ini Sebabnya

Kompas.com - 16/11/2023, 16:13 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPA.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan, porsi utang pemerintah dalam bentuk surat berharga negara (SBN) didominasi oleh utang berdenominasi rupiah.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Ubaidi Socheh Hamidi mengatakan, hal itu selaras dengan strategi pemerintah untuk memaksimalkan sumber pembiayaan dalam negeri, sekaligus meminimalisir fluktuasi mata uang asing.

"Secara khusus, dari sisi mata uang, komposisi surat utang pemerintah sebagian besar berdenominasi rupiah," kata dia, dalam diskusi virtual, Kamis (16/11/2023).

Baca juga: Data Teranyar, Utang Luar Negeri Indonesia Susut Jadi Rp 6.180 Triliun

Berdasarkan data APBN KiTa edisi Oktober 2023, nilai SBN yang telah diterbitkan pemerintah mencapai Rp 7.012,76 triliun sampai dengan September 2023.

Dari total nilai tersebut, SBN yang diterbitkan dengan mata uang rupiah ialah sebesar Rp 7.012,76 triliun, atau setara dengan 71,75 persen total SBN.

"Ini sejalan dengan kebijakan pembiayaan umum utang, yaitu mengoptimalkan sumber pembiayaan utang dalam negeri dan menggunakan mata uang negeri sebagai pelengkap," tutur Ubaidi.

Lebih lanjut Ubaidi bilang, pemerintah juga berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI), selaku otoritas moneter, untukk mengatasi volatilitas nilai tukar rupiah.

"Dan dampaknya terhadap kewajiban pembayaran utang luar negeri," ujarnya.

Sebagai informasi, selain memaksimalkan mata uang dalam negeri, pemerintah juga mengurangi penerbitan utang pada tahun ini dalam rangka memitigasi fluktuasi global.

Melalui Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2023, pemerintah memutuskan untuk memangkas alokasi pembiayaan anggaran tahun 2023.

Dalam ketentuan yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu disebutkan, pemerintah melakukan penyesuaian terhadap rincian pendapatan, belanja, defisit serta pembiayaan negara tahun ini.

Baca juga: Aturan Baru, Penagihan Utang Pinjol Tak Boleh Lebih dari Pukul 8 Malam


Jokowi menyetujui untuk menyesuaikan alokasi pembiayaan utang tahun ini menjadi Rp 421,21 triliun, turun sekitar 39,5 persen dari target APBN 2023 semula sebesar Rp 696,31 triliun.

Pemangkasan itu utamanya dilakukan terhadap instrumen surat berharga negara (SBN). Pemerintah memutuskan untuk memangkas sekitar 38,6 persen target penerbitan SBN, dari seula Rp 712,93 triliun menjadi Rp 437,83 triliun.

Sementara itu, pemerintah tetap mengalokasikan pinjaman secara neto minus. Dalam Perpres disebutkan, alokasi pinjaman yang berasal dari dalam dan luar negeri minus Rp 16,62 triliun.

Baca juga: Jokowi Pangkas Penarikan Utang Pemerintah Jadi Rp 421,21 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com