Dewacoco, sambungnya, memiliki harapan dapat menjadi manfaat secara ekonomis, memacu energi keberlanjutan, dan membangun kesadaran bersama tentang perbaikan lingkungan baik di masyarakat Jailolo sampai ke seluruh dunia.
Proses membangun kesadaran bersama tentang lingkungan tersebut nyatanya telah dilakukan Dewacoco dengan tak ada satu pun sampah (waste) tersisa. Setelah sabutnya menjadi briket untuk bahan bakar biomassa, selanjutnya tempurung masuk ke tahap dewatering untuk diambil air.
Berlanjut, tempurung kelapa akan dipisah dari batoknya untuk dijadikan charcoal atau arang.
Baca juga: Mitsubishi Power Dorong Penerapan Co-firing Biomassa PLTU Indonesia
Sementara itu, kulit kelapa berlanjut di tahap paring. Para pekerja kebanyakan perempuan secara manual akan memisah kulit kelapa bewarma cokelat muda dengan daging kelapa.
Bagian kulit kelapa itu kemudian diolah menjadi coconut paring oil. Seturut itu pula daging kelapa dipisah dengan bagian ari.
Ari kelapa selanjutnya akan diproses menjadi Crude Coconut Oil (CCO), yang diproses pada suhu relatif rendah. Ari kelapa diperas menjadi santan lalu dipanaskan dengan suhu relatif rendah untuk lebih lanjut difermentasi, pendinginan, penambahan enzim, dan masuk tahap sentrifugasi.
Sesudah ari kelapa diubah menjadi CCO, bagian dagingnya kemudian masuk ke tahap drying diubah menjadi desicated dan tepung. Deiscated kelapa tersebut didistribusikan menjadi bahan pangan, tetapi dapat pula menjadi bahan untuk pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO).
Baca juga: Indonesia Kini Bisa Ekspor Biomassa ke Jepang dan Uni Eropa
Kelapa merupakan salah satu komoditas strategis dari sub sektor perkebunan di Halmahera Barat. Perkebunan kelapa di Halmahera Barat pada tahun 2021, menurut data KAPITA, dengan luasan 31 hektare mampu menghasilkan 35 ton kopra kering.
Dengan hadirnya Dewacoco, menurut Arthur, diharapkan mampu meningkatkan nilai kelapa tak sekadar jadi kopra kering, tetapi VCO, CCO, Coconut Paring Oil, Charcoal, Desicated, tepung, hingga briket sabut kelapa sebagai bahan bakar biomassa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.