Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Kelapa Sawit Makin Dibutuhkan pada 2050

Kompas.com - 02/11/2023, 15:00 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, jumlah penduduk dunia akan terus bertambah dan diproyeksi mencapai 9,8 miliar jiwa pada 2050. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, kelapa sawit dinilai semakin dibutuhkan.

Pasalnya dengan jumlah penduduk dunia yang mendekati 10 miliar jiwa, maka kebutuhan minyak nabati turut meningkat. Airlangga mengatakan pada 2050 kebutuhan terhadap minyak nabati akan bertambah sebanyak 200 juta ton.

"Minyak kelapa sawit bisa memenuhi kebutuhan ini," ujar dia dalam 19th IPOC, di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/11/2023).

Baca juga: Model Hilirisasi Industri Kelapa Sawit Mampu Dorong Ekspor Produk Bernilai Tambah

Kelapa sawit dinilai sebagai komoditas yang tepat untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati global. Sebab, kelapa sawit memiliki tingkat efisiensi yang jauh lebih tinggi dibanding dengan komoditas minyak nabati lainnya.

Airlangga mengatakan kelapa sawit dapat memproduksi 5 metrik ton per hektar minyak nabati. Dengan demikian, diperlukan lahan seluas sekitar 40 juta hektar guna memenuhi kebutuhan minyak nabati pada 2050.

Melihat angka tersebut, kelapa sawit dinilai cocok untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati global. Sebab, komoditas penghasil minyak nabati lain membutuhkan lahan yang jauh lebih luas dan bertentangan dengan isu keberlanjutan lingkungan.

Baca juga: Sinar Mas Dukung Pengembangan Bahan Bakar Pesawat dari Minyak Kelapa Sawit

"Tingkat produksi (minyak kelapa sawit) ini membutuhkan lahan yang jauh lebih rendah dibanding dengan minyak nabati lain, seperti kedelai dan canola yang membutuhkan lahan seluas 445 juta hektar dan 290 juta hektar," tutur Airlangga.

Adapun untuk mendongkrak produksi kelapa sawit, Indonesia telah menanam kembali kelapa sawit dengan luas lahan mencapai 200.000 hektar sejak 2008. Pada tahun ini, pemerintah menyiapkan anggaran 386 juta dollar AS untuk memperluas penanaman ulang kelapa sawit seluas 180.000 hektar.

"Minyak kelapa sawit adalah cara yang ramah lingkungan dan efisien untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati yang tengah tumbuh," ucap Airlangga.

Baca juga: Kemenperin Beberkan Cuan di Balik Hilirisasi Industri Kelapa Sawit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com