Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Diprediksi Tak Akan Tembus Rp 16.000 Per Dollar AS

Kompas.com - 17/11/2023, 17:15 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS cenderung stabil dan diperkirakan tidak akan tembus Rp 16.000. Kondisi stabil ini dipengaruhi oleh perekonomian global yang mendapatkan sentimen positif.

Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk Banjaran Surya Indrastomo mengungkapkan, hal tersebut berdampak baik untuk posisi nilai tukar rupiah.

"Karena devisa yang digunakan untuk normalisasi atau intervensi cenderung terbatas, untuk Bank Indonesia ini konteksnya durian runtuh yang alhamdulilah," kata dia dalam acara BSI Sharia Economic Outlook 2024, Jumat (17/11/2023).

Baca juga: IHSG dan Rupiah Kompak Melemah Pagi Ini 17 November

Namun demikian, rupiah masih dibayang-bayangi oleh sentimen kenaikan sampai akhir tahun. Belum lagi, banyak ekonom memprediksikan masih akan terjadi satu kali lagi kenaikan suku bunga bank sentra Amerika Serikat (AS) The Fed sampai akhir tahun.

Namun begitu, dengan adanya perbaikan kondisi ekonomi beberapa minggu ini, harapannya dampak yang terjadi tidak akan terlalu parah.

Lebih lanjut, Banjaran yakin nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tidak akan tembus Rp 16.000. Hal ini dipengaruhi perekonomian global yang dinilai berhasil menghindari resesi.

Baca juga: Vale Sepakat Lepas 14 Persen Saham ke MIND ID

"Kami yakin capital outflow akan cenderung terbatas karena AS cenderung tidak akan mempertahankan rate terlalu lama," imbuh dia.

Ketika hal tersebut terjadi, ia percaya modal asing akan kembali lagi ke pasar Indonesia sebagai emerging market.

"Kalau bicara apakah perekonomian akan tembus 5 persen atau flat, saya rasa, tembus 5 persen sudah optimistis," ungkap dia.

Baca juga: Simak Manfaat dan Risiko Saham Dividen untuk Investor Konservatif

Dihubungi secara terpisah, Chief Economist PermataBank Josua Pardede menjelaskan, perekonomian AS memberikan sinyal pelemahan.

Hal tersebut dapat menurunkan ekspektasi terhadap kebijakan higher for longer dari The Fed.

Data ekonomi AS yang lebih lemah juga mendorong melemahnya harga minyak karena turunnya ekspektasi terhadap permintaan global.

Baca juga: Pemerintah Pastikan Mayoritas Utang Didominasi Rupiah, Ini Sebabnya

Secara keseluruhan, Dollar Index diperdagangkan melemah sebesar 0,04 persen menjadi 104,35. Sentimen tersebut juga mendukung penurunan yield United States Treaties (UST), yang turun 10 poin menjadi 4,44 persen.

"Nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada di rentang Rp 15.500 sampai Rp 15.600," tutup dia.

Baca juga: Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah di Tahun Politik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com