Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Potensi IPO di Tahun Politik

Kompas.com - 20/11/2023, 17:15 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Direktur Trimegah Sekuritas Indonesia (TRIM) David Agus mengatakan potensi perusahaan untuk menggalang dana di pasar modal melalui Initial Public Offering (IPO) masih terbuka lebar. Adanya tahun politik pada 2024 juga dinilai tidak berdampak besar pada pasar, karena sentimen utama pasar adalah suku bunga AS.

“Kalau melihat data terakhir di AS kelihatannya inflasi kan sudah mulai tidak seperti beberapa bulan lalu, sehingga diharapkan second half 2024 mungkin malah bisa stabil dan pasar bisa lebih relax,” kata David di Balikpapan Jumat (17/11/2023).

David mengatakan, faktor eksternal seperti suku bunga yang mengalami kenaikan masih membayangi pergerakan market. Sehingga jika tekanan dari eksternal berkurang, potensi IPO akan semakin terbuka lebar.

 Baca juga: Bertemu Bos Vale, Jokowi Sambut Baik Divestasi Saham 14 Persen ke MIND ID

“Kalau yang saya lihat faktor yang lebih mempengaruhi pasar itu lebih ke eksternal daripada sentimen dalam negeri (Indonesia). Jadi sebenarnya kalau tekanan dari luarnya berkurang (akan lebih optimal untuk perusahaan IPO),” ujarnya.

“Kita sudah beberpaa kali Pemilu, dan keliatannya sih damai-damai saja ya, dan kalau suku bunga di AS turun harusnya bisa lebih stabil,” lanjutnya.

David menekankan, IPO big size tentu akan bergantung pada kondisi pasar dan sentimen eksternal. Sementara itu, untuk IPO perusahaan yang kecil dinilai mampu di serap sepenuhnya oleh domestik.

 Baca juga: Saham Waskita Karya Disuspensi BEI

“(Kondisi global) itu lebih sesuai dengan IPO big size tentunya, karena kalau IPO big size memerlukan placement keluar. Sementara kalau IPO yang tidak terlalu besar kan sekarang daya serap di domestik juga sudah bagus,” ungkap dia.

Walau demikian, david menilai potensi IPO tahun depan tidak tertahan, namun menunggu tingkat suku bunga di AS lebih rendah. Penurunan suku bunga AS tersebut diperkirakan terjadi memasuki semester II-2023.

“(IPO) bukan tertahan tapi menunggu tingkat suku bunga di AS lebih relax, yang mana diperkirakan akan terjadi pada 2nd half 2024. Kita enggak pesimis amat,” jelasnya.

 Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Saham Berdasarkan Kinerja Perdagangan

Namun demikian, David enggan untuk merinci perusahaan apa saja yang berada di pipeline Trimegah Sekuritas dan akan IPO tahun depan. Ia juga enggan mengatakan size perusahaan yang akan melakukan IPO tahun depan.

“Kita ada pipeline (tahun depan) tapi untuk size perusahaan kita belum bisa sampaikan, sejauh ini belum ada yang besar,” jelasnya.

Dia mengatakan, sektor yang berpeluang melakukan IPO tahun depan lebih kepada sektor natural resources dan konsumer. Apalagi, GDP per kapita Indonesia tahun depan diperkirakan mencapai 5.000 dollar AS sehingga dinilai bagus untuk IPO.

“IPO tahun depan masih seputar natural resouces, dan konsumer. Kam GDP per kapita Indonesia katanya akan menembus 5.000 dollar AS, kalau itu terjadi harusnya bagus untuk konsumer. Kan tahun pemilu biasanya uang beredar meningkat,” tambah dia.

Baca juga: Simak Manfaat dan Risiko Saham Dividen untuk Investor Konservatif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi Jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi Jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com