Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Kompas.com - 23/11/2023, 14:45 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) pada level 6 persen. Keputusan ini merupakan hasil dari gelaran Rapat Dewan Gubernur BI periode November 2023.

Selain itu, bank sentral juga mempertahankan tingkat suku bunga deposit facility dan lending facility. Dengan demikian, suku bunga deposit facility pun bertahan di level 5,25 persen dan lending facility tetap di level 6,75 persen.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 22 dan 23 November 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 6 persen," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (23/11/2023).

Baca juga: Rupiah Mulai Stabil, Suku Bunga BI Diproyeksi Bergeming

"Ini tetap konsisten dengan kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global serta sebagai langkah preemptive dan forward looking," sambungnya.

Keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan diambil dengan melihat perkembangan kondisi perekonomian global. Perry menyebutkan, perekonomian dunia masih dibayang-bayangi ketidakpastian, sehingga memicu perambatan pertumbuhan ekonomi dunia.

"Secara keseluruhan Bank Indonesia masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 sebesar 2,9 persen dan akan melambat menjadi 2,8 persen," tuturnya.

Baca juga: Mengenal 2 Amunisi Baru BI untuk Jaga Rupiah: SVBI dan SUVBI

Di tengah potensi perlambatan tersebut, bank sentral menilai, kondisi perekonomian nasional masih terjaga. Hal ini tercermin dari realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 4,94 persen pada kuartal III-2023.

Kinerja perekonomian domestik diprediksi tetap positif hingga pengujung tahun 2023. Prediksi ini dibuat dengan melihat perkembangan indikator perekonomian yang positif.

"Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan dalam kisaran 4,5 sampai 5,3 persen," kata dia.

Baca juga: Cara Transfer BI Fast di Aplikasi BSI Mobile

Baiknya kondisi ekonomi nasional terefleksi dari menyusutnya neraca pembayaran Indonesia. Tercatat neraca pembayaran Indonesia mengalami defisit sebesar 1,5 miliar dollar AS pada kuartal III-2023, lebih rendah dari kuartal sebelumnya 7,4 miliar dollar AS.

Selain itu, aliran modal asing juga kembali masuk ke pasar keuangan RI. Tercatat, terjadi aliran modal asing masuk ke pasar keuangan RI melalui investasi portofolio sebesar 2,6 miliar dollar AS hingga 21 November lalu.

Seiring dengan mulai masuknya dana asing, nilai tukar rupiah bergerak cenderung menguat selama 1 bulan terakhir. Perry menyebutkan, nilai tukar rupiah menguat 1,99 persen sejak awal bulan hingga 22 November kemarin.

Baca juga: Amunisi Baru BI Bantu Stabilkan Rupiah

"Secara year to date nilai tukar rupiah tercatat stabil dengan depresiasi yang rendah yaitu 0,04 persen dari level akhir 2022," kata Perry.

Sementara itu, laju inflasi dinilai masih terkendali, meskipun pada Oktober lalu sebenarnya mengalami kenaikan. Tercatat inflasi pada Oktober lalu sebesar 2,56 persen secara tahunan, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 2,28 persen.

"Inflasi tetap rendah dan terjaga di kisaran yang ditetapkan pemerintah yaitu 4 plus minus 1 persen untuk tahun 2023," ucap Perry.

Baca juga: BI: Jumlah Money Changer di Kepri Terbesar Kedua Se-RI, Risiko Pencucian Uang Juga Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com