Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setoran Bea dan Cukai Turun 13,6 Persen, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 25/11/2023, 14:28 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja penerimaan negara yang berasal dari kepabeanan dan cukai masih terkontraksi hingga Oktober 2023. Penurunan ini utamanya disebabkan kontraksi pertumbuhan cukai dan bea keluar.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp 220,8 triliun atau setara 72,8 persen dari target APBN hingga Oktober lalu. Nilai itu turun 13,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Bea cukai mengalami tekanan," ujar dia, dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat (24/11/2023).

Baca juga: Setoran Bea dan Cukai Turun 15,8 Persen, Sri Mulyani: Terlihat Dampak dari Pelemahan Global

Ilustrasi uang rupiah, nilai tukar rupiah.SHUTTERSTOCK/DICKY ALGOFARI Ilustrasi uang rupiah, nilai tukar rupiah.

Secara lebih rinci, setoran yang berasal dari bea masuk mencapai Rp 41,4 triliun, setara dengan 87,1 persen target APBN. Nilai ini hanya tumbuh tipis 1,8 persen secara tahunan.

Rendahnya kenaikan setoran bea masuk disebabkan oleh kinerja impor yang turun 7,8 persen. Sri Mulyani menyebutkan, setoran bea masuk masih bisa tumbuh tipis disebabkan oleh adanya penguatan kurs dollar AS sebesar 3,5 persen pada Oktober lalu.

"Sehingga waktu dirupiahkan lebih besar," katanya.

Kemudian, setoran yang berasal dari bea keluar nilainya mencapai Rp 9,7 triliun, setara 94,7 persen dari target. Realisasi ini anjlok 74,4 persen dari Oktober tahun lalu.

Baca juga: Pemerintah Kerek Target Penerimaan Bea dan Cukai di Tengah Tren Pelemahan, Realistis?

Penyebabnya ialah penurunan harga dan volume komoditas ekspor unggulan RI. Mulai dari bea keluar produk sawit turun 81,9 persen, bea keluar tembaga turun 31 persen, hingga bea keluar bauksit turun 88,3 persen.

Terakhir, setoran yang berasal dari cukai nilainya sebesar Rp 169,8 triliun, setara 69,2 persen dari target. Nilai ini turun 4,3 persen secara tahunan.

Kontraksi itu utamanya disebabkan oleh cukai hasil tembakau yang turun sebesar 4,3 persen menjadi Rp 163,2 triliun. Tercatat produksi hasil tembakau turun 2,1 persen, diikuti tarif rata-rata tertimbang turun 0,9 persen.

"Ini disebabkan turunnya produksi SKM dan SPM golongan I," ucap Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com