Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Indonesia Bangun Pabrik Amonia Bersih mulai 2026

Kompas.com - 09/12/2023, 16:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) akan memulai pembangunan pabrik clean ammonia atau amonia bersih di Jawa Timur dan Aceh pada 2026. Pembangunan pabrik ini bertujuan menciptakan industri pupuk dan kimia yang rendah karbon.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi dalam diskusi di Pavilion Indonesia bertema Clean Ammonia pada gelaran 28th Conference of Parties (COP28), Dubai, Uni Emirat Arab.

Ia menuturkan, Pupuk Indonesia saat ini merupakan pemain utama amonia di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Perseroan menguasai 4 persen produksi amonia global atau sekitar 7 juta ton per tahun, yang seluruhnya adalah grey ammonia atau masih menghasilkan emisi karbon.

Baca juga: Pupuk Indonesia Akan Sempurnakan i-Pubers untuk Distribusi Pupuk Subsidi

"Sehingga aspirasi kami saat ini adalah melakukan dekarbonisasi bisnis eksisting, dan pada saat yang bersamaan mengembangkan bisnis baru, yaitu clean ammonia," ujar Rahmad dikutip dari keterangan tertulisnya, Sabtu (9/12/2023).

Pupuk Indonesia ke depannya akan mengembangkan amonia yang lebih rendah, bahkan nol emisi karbon. Amonia bersih yang dikembangkan dalam waktu dekat mencakup blue ammonia dan green ammonia, serta secara jangka panjang akan mengembangkan green methanol.

Menurutnya, pengembangan clean ammonia sejalan dengan potensi Indonesia sebagai hub carbon capture storage (CCS) atau penyimpanan karbon. Lantaran implementasi teknologi CCS di Indonesia berpotensi dapat menampung 4,3 giga ton karbon.

Baca juga: Resmi, Kini Petani Bisa Tebus Pupuk Subsidi Pakai KTP

Pupuk Indonesia pun terlibat dalam pengembangan teknologi CCS di Aceh dan Lapangan Abadi Masela.

Adapun sistem kerja CCS yakni menangkap emisi karbon di udara dan menyimpannya dalam sebuah storage, yang kemudian disalurkan dan diinjeksikan ke sumur migas tua untuk meningkatkan produksinya.

Selain teknologi CCS, pengembangan clean ammonia di Indonesia juga ditopang oleh potensi renewable energy sebesar 3.700 giga watt, di mana yang terbesar berasal dari tenaga surya.

Baca juga: Tantangan Pertanian Pangan RI, Produktivitas hingga Pupuk

Energi bersih ini menjadi sumber utama untuk menghasilkan green hydrogen, yang kemudian dapat dikonversi oleh Pupuk Indonesia menjadi green ammonia.

"Kami memiliki sumber daya yang memadai untuk pengembangan clean ammonia. Mulai dari fasilitas eksisting untuk konversi green hydrogen menjadi green ammonia, keahlian dan pengetahuan dalam memproduksi amonia, pengalaman mengelola dan mendistribusikan amonia, hingga memiliki Kawasan Industri Hijau di Lhokseumawe, Aceh," papar Rahmad.

Dengan potensi dan keahlian tersebut, lanjutnya, Pupuk Indonesia telah menyiapkan roadmap pengembangan clean ammonia.

Baca juga: Pupuk Indonesia Ingin Jadi Pemain Global Industri Green Ammonia

Sepanjang 2023-2025, perseroan menyusun rencana dan Final Investment Decision (FID) pengembangan blue ammonia dan green ammonia. Lalu di 2026 akan dimulai konstruksi pabrik clean ammonia di Jawa Timur dan Aceh.

Kemudian pada 2028 akan mulai mengoperasikan pabrik green ammonia dalam skala kecil. Serta pada 2030 akan dimulai pengoperasian pabrik blue ammonia dan utilisasi teknologi CCS.

Pengembangan clean ammonia ditarget semakin besar pada 2050. Pada titik ini, Pupuk Indonesia diharapkan sudah dapat meningkatkan produksi amonia dari 7 juta ton per tahun di 2023 menjadi sebanyak 12,9 juta ton per tahun di 2050.

Baca juga: Nilai Investasi Pabrik Pupuk Kaltim di Papua Barat Capai Rp 15,3 Triliun

Menurut Rahmad, pengembangan ekosistem pendukung clean ammonia ini sangat penting. Sebab, selain mendukung kelancaran pasokan bahan baku pupuk, clean ammonia juga dibutuhkan sebagai sumber energi bersih masa depan.

Namun diakuinya, dalam pengembangannya terdapat sejumlah tantangan, seperti kepastian regulasi, kelayakan secara ekonomi, teknologi, hingga infrastruktur pendukung.

"Oleh karena itu kami siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan clean ammonia di Indonesia. Mulai dari kolaborasi untuk pengembangan renewable energy yang terjangkau, teknologi, fasilitas CCS, logistik, termasuk berkolaborasi dengan para pembeli potensial," tutupnya.

Baca juga: Cerita Anies Dicurhati Warga soal Harga Sembako Mahal dan Pupuk Langka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com