Musim pembagian dividen interim pada penghujung tahun bisa menjadi pemanis bagi pergerakan saham emiten tersebut maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sejalan dengan momentum windows dressing.
Hanya saja, kontribusi pembagian dividen interim terhadap pasar ekuitas tidak begitu signifikan.
Baca juga: Ada Proyek yang Harus Dibiayai, Bagaimana Prospek Dividen Antam?
Ratih bilang, pergerakan IHSG lebih dominan terpapar oleh sentimen dari kondisi makro ekonomi domestik maupun global.
Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo sepakat, tren menanjak IHSG yang saat ini sudah menembus level 7.159,59 setidaknya dipengaruhi oleh tiga sentimen dominan.
Katalis pendongkrak IHSG di akhir tahun 2023 adalah penguatan nilai tukar rupiah, terjadinya windows dressing dan santa claus rally, serta didorong oleh menguatnya saham-saham milik taipan Prajogo Pangestu yang kini punya bobot cukup besar terhadap IHSG.
Sedangkan soal pembagian dividen interim, Wisnu memandang respons pasar akan beragam terhadap masing-masing emiten.
Baca juga: Simak, Bocoran Dividen BSI untuk Tahun 2024
"Saya kira yang perlu dicermati adalah seberapa besar dividend yield-nya, tren harga saham saat ini, dan tentu saja katalis pengiringnya," terang Wisnu.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengamini, respons investor bakal beragam, meski biasanya berdampak positif dengan kenaikan harga menjelang cum date. Selain seberapa menarik Dividen Payout Ratio (DPR) dan dividen yield-nya, investor akan mempertimbangkan kinerja keuangan emiten dan sentimen pasar.
Namun secara umum, Sukarno menilai pembagian dividen interim akhir tahun ini sudah sesuai ekspektasi. "Jumlah emiten yang membagikan dividen interim tahun ini sebagian relatif sama dengan tahun-tahun sebelumnya," imbuh Sukarno.