Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Posisi Investasi Internasional RI Kembali Turun, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 18/12/2023, 13:41 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat, Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia merosot pada kuartal III-2023. Penurunan ini melanjutkan koreksi pada kuartal sebelumnya.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, PII nasional sampai dengan akhir September lalu sebesar 252,6 miliar dollar AS. Nilai itu menurun dari kuartal sebelumnya 253,8 miliar dollar AS.

Sebagai informasi, Posisi Investasi Internasional merupakan statistik yang menunjukkan nilai aset dan kewajiban finansial Indonesia terhadap bukan penduduk dalam suatu titik waktu tertentu.

Baca juga: Kemenko Perekonomian: KEK Catat Kenaikan Investasi dan Lebihi Target 2023

"Posisi Investasi Internasional Indonesia pada triwulan III 2023 mencatat kewajiban neto yang menurun," kata Erwin, dalam keterangannya, Senin (18/12/2023).

Erwin menjelaskan, penurunan itu utamanya disebabkan oleh penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN). Pada saat bersamaan, posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) meningkat.

Tercatat posisi KFLN pada akhir kuartal III-2023 sebesar 716,8 miliar dollar AS. Nilai ini turun 0,1 persen dari kuartal sebelumnya sebesar 717,6 miliar dollar AS.

Penurunan itu disebabkan turunnya posisi kewajiban investasi portofolio dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) dan surat utang swasta. Sementara itu, posisi kewajiban investasi langsung dan investasi lainnya masih menunjukkan peningkatan seiring tetap terjaganya optimisme terhadap prospek perekonomian domestik.

"Perkembangan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar dollar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah," ujar Erwin.

Di sisi lain, posisi AFLN tercatat sebesar 464,2 miliar dollar AS. Nilai tersebut meningkat 0,1 persen dibanding kuartal sebelumnya sebesar 463,8 miliar dollar AS.

"Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh naiknya posisi aset investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya dalam bentuk surat utang dan pinjaman," tutur Erwin.

Meskipun menurun, bank sentral menilai, PII masih dapat mendukung ketahanan eksternal RI. Pasalnya, rasio PII terhadap produk domestik bruto (PDB) masih terjaga di kisaran 18,6 persen.

"Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (93,9 persen) terutama dalam bentuk investasi langsung," ucap Erwin.

Baca juga: Target Investasi Rp 1.650 Triliun, Bahlil: Kalau Capresnya Otaknya Beda, Bagaimana Bisa Merealisasikan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com