Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gibran Bahas Lagi Program Makan Siang Gratis Rp 450 Triliun, dari Mana Duitnya?

Kompas.com - 23/12/2023, 22:10 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, kembali mengemukakan program susu dan makan siang gratis dengan anggaran sekitar Rp 450 triliun.

Dalam Debat Cawapres 2024 di Jakarta, ia mengungkapkan kalau program yang disusunnya bersama Prabowo Subianto itu dicemooh banyak kalangan.

Padahal, menurut dia, program susu dan makan siang untuk para siswa yang sepenuhnya dibiayai APBN tersebut merupakan investasi untuk menuju program Indonesia Emas 2045.

"Saya tadi bicara infrastruktur sosial stunting itu loh pak, tapi nggak apa-apa, saya perjelas lagi, kita punya program makan siang gratis banyak yang nyinyir. Program makan siang gratis investasi menuju Indonesia Emas," ucap Gibran.

Baca juga: Cak Imin Senggol Gibran soal Banyaknya Proyek APBN di Kota Solo

Wali Kota Surakarta ini menyebutkan, meski anggarannya sangat besar dan membebani APBN, namun dampak program makan siang gratis akan sangat luar biasa untuk pemerataan ekonomi.

"Program makan siang gratis Rp 400 triliun ini stimulan untuk ibu-ibu, warteg-warteg, warung catering-catering yang ada di daerah," beber Gibran.

Uangnya dari mana?

Sebelumnya, Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Panji Irawan mengatakan, biaya untuk program tersebut dapat mencapai ratusan triliun.

"Tentu saja itu perlu biaya, kami sudah menghitung jadi memang angkanya bisa mencapai ratusan triliun, tetapi kami juga sudah menghitung bahwasanya di dalam kami punya koleksi dari tax masih banyak kebocoran," kata dia beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, untuk memaksimalkan penerimaan pajak, Prabowo-Gibran juga akan memiliki program prioritas untuk membentuk badan penerimaan negara.

Harapannya, lembaga tesebut dapat menghimpun sumber-sumber pajak baru.

Baca juga: Anggaran Rp 450 Triliun Makan Siang Gratis Prabowo Bisa untuk Bangun 4.500 Km Tol di Sumatera

"Ini masih banyak yang bisa diotak-atik dari sisi revenue, tidak hanya tax, tetapi juga penerimaan nonpajak jadi kami akan otak-atik di situ," imbuh dia.

Untuk itu, pihaknya akan membangun badan penerimaan negara untuk mendapatkan pajak yang belum optimal masuk ke negara.

"Di lain sisi tentu saja perlu intensifikasi dan tentu saja kami perlu menaikkan tax ratio," timpal dia.

Lebih lanjut, Panji menilai banyak pelaku ekonomi sektor informal yang perlu dukungan untuk dapat menjadi sektor formal. Dengan begitu, pelaku ekonomi tersebut dapat menjadi obyek pajak.

"Jadi yang tadinya sektor informal bisa digeser ke sektor formal, ini potensi buat pajak syaratnya mereka bisa dapat untung," tandas dia.

Baca juga: Anggaran Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Setara 4 Kali Lipat Bangun Kereta Cepat Whoosh

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com