Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munir Sara
Tenaga Ahli Anggota DPR RI

Menyelesaiakan Pendidikan S2 dengan konsentrasi kebijakan publik dan saat ini bekerja sebagai tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi XI

Cawapres Minim Strategi Fiskal

Kompas.com - 26/12/2023, 08:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETELAH debat calon wakil presiden (Cawapres) sesi kedua, berbagai opini menyeruak. Harian Kompas cetak edisi 23 Desember 2023, memberi judul halaman pertama yang menohok, “Cawapres Minim Terobosan Menaikkan Penerimaan Negara.”

Sebagai contoh, kita bisa mengkaji program Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

Mereka akan memberikan makan dan susu gratis. Anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 400 triliun. Sementara untuk menuju EBT/energi baru terbarukan yang rendah karbon butuh investasi Rp 1.000 triliun.

Pertanyaan kita, bagaimana cara memperoleh anggaran Rp 1.400 triliun untuk dua program tersebut?

Misalkan, program tersebut efektif tahun 2025, maka APBN akan meningkat signifikan, sekitar 42 persen dari 2024.

APBN menjadi lebih ekspansif dan membutuhkan kapasitas fiskal lebih besar. Kapasitas fiskal di sini maksudnya: konsolidasi kemampuan keuangan negara yang dihimpun dari pendapatan negara untuk mendanai anggaran belanja negara.

Pertanyaan yang sama kita ajukan pada tim Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Misalnya, memberikan subsidi untuk tiap ibu hamil Rp 6 juta dan dana desa Rp 5 miliar per desa.

Demikian pula tim Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang berjanji menaikan gaji guru sebesar Rp 30 juta.

Janji-janji politik ini berdampak pada ekspansi fiskal. Membutuhkan kapasitas fiskal yang besar melalui konsolidasi penerimaan negara.

Mencari pikiran strategis Cawapres

Pada debat cawapres sebelumnya, kita sulit menemukan gambaran bagaimana cara mengatasi ekspansi fiskal yang besar dalam APBN melalui janji-janji politik?

Dalam debat, ketiga Cawapres masih sebatas mengumbar proposal populis, tapi belum menggambarkan strategi politik fiskal yang jelas.

Sebagai gambaran, salah satu bentuk dari konsolidasi fiskal untuk meningkatkan penerimaan adalah optimalisasi pajak (tax effort).

Bila kita analisa data yang bersumber dari Kemenkeu, dari 2009-2023, rata-rata peningkatan penerimaan negara sebesar 5,4 persen dan belanja negara 7,3 persen.

Pertumbuhan belanja yang lebih tinggi dari penerimaan, berkonsekuensi pada terbatasnya ruang fiskal.

Dampaknya, defisit APBN dalam tren yang meningkat 15 tahun terakhir. Sementara rasio penerimaan mengalami stagnasi, tercermin dari rasio pajak terhadap PDB yang stuck di bawah 10 persen (sekitar 70 persen dari penerimaan negara adalah dari pajak)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Earn Smart
Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Whats New
Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com