Penerimaan pajak yang diperoleh oleh negara tidak dapat meningkat secara signifikan melebihi nilai produk atau pendapatan yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi dalam periode waktu lama.
Hal ini karena pajak merupakan bagian dari produk atau pendapatan tersebut, sehingga jika basis ekonomi cenderung stagnan, maka pajak tidak akan tumbuh. Dampaknya, belanja pemerintah tidak berkelanjutan.
Untuk meningkatkan penerimaan pajak, negara harus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, serta memperluas basis pajak dengan cara meningkatkan kepatuhan wajib pajak, memperbaiki administrasi perpajakan, dan mengatasi shadow economy.
Tantangan ke depan tidak mudah. Mulai dari krisis geopolitik yang berdampak pada rantai suplai global, tantangan perubahan iklim yang berpotensi menghilangkan PDB global 2 persen-9 persen, fragmentasi ekonomi global dan SDM yang masih rendah.
Saya mengutip tulisan menarik Chaikal Nuryakin, PhD, direktur LPEM FEB UI, Pembangunan ekonomi kita seperti membentur atap kaca di manapun: “it seems that we hit a glass ceiling everywhere.
Kita berharap dalam debat Cawapres kemarin adalah, seperti apa strategi memperkuat basis ekonomi agar tumbuh berkelanjutan. Strategi mereformasi industri dasar agar ekonomi dapat tumbuh lebih tinggi, tapi inflasi relatif terjaga.
Secara geopolitik, bagaimana strategi para Cawapres dalam memperkuat integrasi regional dan kerja sama multilateral untuk menjaga kelancaran rantai suplai.
Mendorong diversifikasi ekspor dan rantai pasok, serta mengembangkan industri strategis dan inovatif.
Demikian juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur, serta memperbaiki iklim usaha dan regulasi. Menjaga stabilitas makroekonomi dan fiskal, serta menerapkan reformasi struktural.
Reformasi struktural mencakup berbagai bidang, seperti pasar tenaga kerja, pasar modal, sektor publik, sektor energi, sektor Kesehatan dan sektor pendidikan. Reformasi struktural diharapkan dapat meningkatkan daya saing, pertumbuhan, dan kesejahteraan ekonomi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.