Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Olivia Bangun Pabrik Cokelat yang Sehat hingga Tembus Ekspor ke Eropa

Kompas.com - 05/01/2024, 10:30 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Walau demikian, Olivia bilang, usaha cokelatnya itu tidak selalu berjalan lancar namun ada hambatan. Salah satunya dalam hal ketersediaan bahan baku.

Dia menceritakan sejak 3 tahun terakhir, bahan baku kakao sulit dicari karena adanya La Nina dan El Nino. 

Biji kakao tidak boleh terlalu basah, begitu juga tidak boleh terlalu kering. Musim hujan ekstrem dan musim kemarau yang berkepanjangan ini tidak optimal untuk panen kakao. 

Untuk mengantisipasi hal itu, Olivia memperluas jaringan ke petani kakao dan mengatur dengan teliti penggunaan bahan bakunya.

Dia juga berharap ke depannya pemerintah khususnya Kementerian Perindustrian bisa membantu pengusaha-pengusaha di industri cokelat dalam hal bahan baku dan membantu pemasarannya dengan menggaungkan produk kakao Indonesia ke agenda pameran yang lebih besar. 

“Dukungan untuk bisa terus menggaungkan kakao Indonesia terutama bean to bar chocolate. Bisa berupa exhibition  atau event yang diadakan untuk bean to bar chocolate agar dapat memperkenalkan coklat Indonesia di masyarakat Indonesia sendiri juga dunia. Jika ada event kenegaraan bisa juga diberikan spot ke coklat makers seperti layaknya selama ini diberikan kepada kopi,” kata dia.

Baca juga: Raih Omzet Rp 1,1 Miliar Per Tahun, Co-Founder Minang Kakao: Ditjenbun Bantu Branding dan Pemasaran

Ihwal itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita tak menampik Indonesia punya peluang besar menjadi pemain global untuk industri cokelat.

Bahkan produksi kakao Indonesia per tahun sering kali menduduki peringkat kedua atau ketiga terbesar di dunia. "Ini semestinya jadi potensi besar untuk diolah dan dikembangkan," kata Menperin Agus.

Sementara Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan, pihaknya terus mengembangkan hilirisasi kakao menjadi produk cokelat.

"Indonesia punya kekayaan tanah yang subur yang potensial untuk panen kakao.Kami juga ke depan akan membina para produsen cokelat orientasi ekspor. Sebab, perlu banyak dokumen dan sertifikat saat hendak mengirim ekspornya," kata Putu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com